Sunday 12 August 2018

Yafi Wilian Hakim dan Shafana Bil Qisthi

Assalamu'alaikum Wa rahmatullaahi wa baarakaatuh.

Anak-anakku tersayang,
Di surat ini, Bunda akan bercerita tentang kelahiran kalian, serta doa dan harapan ayah dan bunda terhadap kalian. Tentu, kalian punya hak untuk menentukan jalan hidup sendiri. Namun, ayah dan bunda juga bertanggungjawab untuk memberikanmu nasihat dan berusaha agar kamu bisa menjadi manusia yang bermanfaat.
Bunda punya harapan kalian menjadi anak yang kuat, memiliki visi dalam hidup, dan berguna bagi masyarakat dan memiliki andil mengubah dunia ini ke arah yang lebih baik.
Tahukah kalian cinta, waktu terus bergulir, berganti hari, bulan dan tahun. Tapi ada satu hari bersejarah buat kalian dan bunda.  Ya, hari saat kalian dilahirkan ke dunia ini. Perhatikanlah selalu jejak yang telah kalian tinggalkan dalam hidup ini. Adakah goresan putih, hitam dan kelabu terukir di sana?

Yafi Wilian Hakim, Anak bujangku sayang..
Tahukah kamu seperti apa sensasi kebahagiaan yang bunda dapatkan ketika bunda mengetahui kehadiranmu di rahim bunda? Kamu tahu perasaan saat Ibu mengetahui anak bunda laki-laki?
Bunda bahagia! Bagi Bunda, memiliki anak laki-laki adalah doa yang dikabulkan. Bukan, bukan lantas Bunda tak akan berbahagia jika ternyata Bunda mendapatkan anak perempuan. Tapi, barangkali ini obsesi kecil Bunda, yang ingin memiliki anak lelaki sebagai anak pertama yang dalam bayangan bunda, akan melindungi bunda dan adik-adiknya kelak.

Maaf, Nak. Bukannya bunda bermaksud membebani kamu. Memiliki kamu membuat bunda menjadi pribadi yang berbeda. Bunda harus tahu banyak hal yang sebelumnya bunda tidak pernah tau sepanjang hidup. Bunda harus tahu tentang bermain bola, membuat pesawat, bercerita tentang bangunan, alat berat, mobil-mobilan dan hal-hal yang tidak pernah bunda bayangkan sebelumnya. Bunda senang. Senang karena bunda akhirnya mendapatkan pengalaman baru; meski bunda tersendat-sendat. Suatu saat nanti, kamu akan memakai seragam merah putih. Saat itu, mungkin kamu enggan bunda peluk atau gandeng kemanapun lagi. Kamu akan memiliki banyak teman dan aktivitas untuk menghabiskan energimu yang selalu berlebih. Kemudian, kamu akan memakai seragam putih biru, sebuah fase penting bagi anak laki-laki yang mulai mandiri. Bahkan, barangkali, saat inilah kamu pertama kali mengenal “cinta”. Mengenal perasaan istimewa kepada perempuan selain bunda. Saat itu, bunda akan duduk berdua denganmu di teras rumah. Sambil mendengarkanmu bercerita panjang-lebar mengenai sang teman perempuan. Pipimu bersemu merah. Lalu nasehat bunda akan sama dengan bunda lain di dunia, belum sungguh-sungguh menerima dirimu yang beranjak remaja. Belumlah lagi waktu jatuh cinta itu tiba untuk kamu, Nak. Kamu masih terlalu kecil untuk mendefinisikan perasaan itu sebagai cinta. Esok lusa, kamu akan lupa jika memang harus lupa. Kamu mungkin tertawa dan mengiyakan, lalu memeluk bunda, dan mengatakan: Bundalah cinta pertamaku. Bunda masih perempuan paling cantik di dunia. Maka, giliran Bunda yang tersipu malu.

Beberapa purnama berlalu, maka saatnya kamu mengenakan seragam putih abu-abu. Sebuah seragam yang akan mengukir banyak kenangan. Karena saat itu, kamu sudah bisa berpikir lebih matang. Kamu akan mengukir prestasi, bisa jadi bukan akademis, tapi prestasi atas kebaikan-kebaikan yang selalu menyertaimu. Matamu yang bersinar terang akan membawamu memiliki banyak kawan.

Masa-masa ini adalah masa transisimu dari remaja menuju dewasa. Barangkali, kamu akan temukan teman-teman dalam pergaulan yang mengajakmu melakukan hal-hal yang tidak pernah ada dalam kamus kebaikan keluarga kita. Maka, ingatlah wajah Bunda dan Ayah. Ingatlah bahwa masih banyak hal lain yang lebih baik yang bisa kamu lakukan dan hasilkan. Ingatlah masih banyak karya yang bisa kamu ciptakan dan membuat dunia mengenalmu karena karya nyata yang penuh manfaat bagi sesama. Barangkali, di masa ini kamu juga akan menemukan 'dia' kembali. Seorang perempuan dengan kata-kata yang cerdas dan tegas. Kamu mungkin akan sering bersamanya, dalam berbagai kegiatan sekolah. Atau bisa saja kamu hanya mampu melihatnya dari jauh. Maka tidak apa-apa, anakku. Kenalilah teman laki-laki atau perempuan sebanyak-banyaknya. Pilihlah yang banyak membawa kebaikan sebagai teman baikmu. Karena teman-teman terdekatmulah yang akan turut menentukan jalanmu.

Masa kuliah pun tiba. Kamu akan berpamitan pada Bunda dan Ayah untuk meninggalkan rumah. Bunda akan memelukmu erat dan berpura-pura tegar. Padahal saat itu Bunda pasti tidak rela melepas anak laki-lakinya ke dunia nyata. Sendirian, tanpa bunda yang menyiapkan baju, tanpa bunda yang menemanimu makan di meja makan, dan tanpa bunda yang ada di sampingmu ketika kamu demam.
“Yaya akan baik-baik saja, dada...” itu panggilan sayang yang akan selalu jadi pengikat erat hari kita.

Kata-katamu menenangkan bunda. Lalu dunia perkuliahan yang bebas dan terasa penuh tantangan akan mencuri waktumu bersama bunda. SMS atau telepon bunda barangkali hanya kamu balas sesempatnya. Puluhan kegiatan menanti. Puluhan proyek dan tugas menunggu untuk diselesaikan.

Pesanku, Nak, jalanilah sekolahmu tanpa beban, dengan penuh kesenangan. Karena ibu dan ayah tidak memaksamu untuk menjadi orang paling pintar atau cemerlang. Ingatlah, bahwa sekolah itu bukan kewajiban, namun belajar itu adalah kebutuhanmu, untuk bekal dalam menjalani kehidupanmu kelak.

InsyaAllah, bunda percaya kamu akan jadi lelaki yang baik. Yang mampu bersikap dewasa, yang menyayangi orang tua dan menjaga saudara perempuannya dengan penuh kasih sayang. Kamu akan jadi lelaki yang menggenggam masa depan di tanganmu, sekaligus suami dan ayah yang hebat dalam keluargamu kelak. Aamiiin.

Lalu, saatnya pun tiba. Kamu akan datang membawanya. Perempuan anggun dengan mata yang cerdas. Tutur katanya baik dan senyumnya selalu mengembang. Kamu pun merona jika kami goda. Kamu jatuh cinta.Kali ini, bunda akan tahu jika kamu benar-benar jatuh cinta: karena kamu sudah berani membawanya ke hadapan bunda. Barangkali bunda akan cemburu atau merasa terintimidasi. Barangkali bunda akan menangis dalam diam karena merasa takut kehilangan; sekaligus haru karena akhirnya kamu mendapatkan perempuan yang sesuai. Perempuan yang sholeha. Perempuan yang akan menemani perjalananmu, sekaligus perempuan yang akan 'mengambilmu' dari bunda.

Maka, saat pernikahan pun tiba. Kamu terlihat gagah. Kamu memegang erat tangan bunda, memohon ijin dan restu bunda. Lalu bunda mencium keningmu dan mendoakan segala kebaikan untuk kehidupanmu bersama pasanganmu. Kemeriahan pesta berlalu, dan kamu memulai kehidupan dan kesibukan yang baru, membangun keluargamu.

Nak, pegang tangan bunda erat. Kita akan bersama-sama menghadapi hidup sampai saat-saat itu datang. Semoga Allah Yang Maha Kuasa melimpahkanmu kehidupan yang baik. Jadilah manusia yang bermanfaat bagi sesama, karena manfaatmu itulah yang menjadikan kamu istimewa.

Surat ini bukan hanya sekedar pesan, Anakku. Surat ini juga adalah tanda, bahwa ibumu ini sungguh bahagia dan bangga memiliki putra sepertimu. Love Yafi Wilian Hakim .

Shafana Bil Qisthi, anakku perempuanku tercinta
Gadisku yang banyak keistimewaan, anak yang kuat, ceria. Bunda tidak tega membayangkan wajah cantikmu (turunan dari bunda tentunya ^_^) berjibaku bersaing dengan manusia lainnya. Rasanya kasihan sekali, anak bunda harus berjuang seperti itu. Tapi bunda akhirnya sadar anakku, dunia membutuhkanmu, manusia-manusia baru yang akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Membawa dunia menjadi tempat yang lebih baik, seperti wanita-wanita hebat yang pernah ada sebelumya. 

Anak perempuanku tersayang…
Saat nanti kamu beranjak remaja, mungkin baru masuk SMP. Kamu mungkin sudah naksir-naksir cowok ganteng dan populer di sekolah. Itu wajar anakku. Kamu bakal jadi incaran cowok-cowok yang juga baru beranjak remaja atau bahkan kakak kelasmu yang mulai mendekat. Saran bunda, tahan dulu keinginanmu untuk dekat dengan mereka. Tahan dulu keinginanmu untuk chatting dengan mereka. Jalan masih amat jauh nak, kamu masih terlalu muda. Kamu bakal bertemu dengan banyak laki-laki lain yang lebih hebat di luar sana, memiliki kepribadian dan pemahaman agama yang lebih baik. Lebih baik kamu fokus untuk mengembangkan bakatmu, berorganisasi, dan mulai fokus untuk mencoba menyelesaikan masalah di sekitarmu.

Asahlah kepekaanmu terhadap masalah sekitar, ajaklah cowok-cowok itu untuk membantumu menyelesaikan masalah itu. Mereka pasti mau membantumu. Minimal ikutlah OSIS, Pramuka, Paskibra, atau PMR. Ikut Pecinta Alam juga boleh. Ikutlah dalam berbagai kegiatan sukarelawan, sesuai bidang minatmu. Kamu akan belajar banyak dari situ.

Jangan tertipu rayuan gombal dan puisi cinta yang dikirimkan kepadamu. Mereka cari itu di internet. Memang sih, penyair kelas teri meminjam, sedangkan penyair kelas kakap mencuri. Cuma, kasih tahu saja ke mereka, kalau lebih baik mereka kirimkan puisi itu ke penerbit daripada ke kamu, mungkin mereka bakalan jadi penyair hebat.

Tapi anakku, tolaklah mereka dengan halus, karena mereka juga punya perasaan kan? Mereka juga anak orang, dan belum tentu mereka brengsek. Bahkan mungkin salah satu dari mereka bakal jadi suami mu kelak. Walaupun kamu menolak, jalinlah hubungan pertemanan dan persahabatan dengan baik, karena ini hanya masalah waktu yang belum saatnya. Tolaklah mereka dan jangan permalukan mereka di depan teman-temanmu, terimalah hadiah-hadiah dari mereka dengan baik, dan simpanlah. Mereka tulus memberikan itu, dan mungkin itu memang cinta.

Bukankah hal yang paling membahagiakan di dunia adalah menjadi orang yang dicintai? Sayangnya, banyak orang yang lupa akan hal ini dan menyia-nyiakan cinta mereka. Dan seringkali, kita terus mencari yang terbaik tiada henti, sampai kita tidak mengacuhkan orang-orang baik yang datang di kehidupan kita.

Bertemanlah, namun sekali lagi bunda pesan, jangan sekali-sekali menjalin ikatan di usia itu, karena itu hanya akan membatasi gerakmu dan potensimu. (Bunda harus meminta maaf kepada beberapa teman laki-laki bunda jaman dulu untuk hal ini ^_^ )

Disaat kamu sudah mulai remaja nanti, sudah baligh. Bunda ingin kamu berhijab, tapi itu sekali lagi menjadi pilihanmu. Bunda cuma mengajarkan apa yang bunda yakini benar.

Tahukah kamu sayang, dulu ketika sebuah ayat turun mewajibkan kita para perempuan mengulurkan jilbabnya, serta merta para sahabiyah dari kaum Anshar merobek kainnya dan segera menutupi indah rambutnya dari para ajnabi….

Tentu saja gerah,  panas pada awalnya. Namun,  tetaplah bertahan. Setiap syari’at terkandung manfaat dan hikmat di dalamnya. Ia akan melindungi halus kulitmu dari sengatan matahari. Melindungimu dari tatapan liar para pria yang lalai menundukkan pandangannya darimu.Tetaplah bertahan sayang… Biarlah keindahan gerai makhkota rambutmu tertutup rapi dalam balutan jilbabmu.
Tahukah kamu, anakku…. Ketika kamu melangkah keluar rumah, syetan akan menghiasimu dari kiri, kanan, atas, bawah, depan dan belakangmu. Melepaskan setiap busur panahnya, mengelabui setiap mata pria untuk berkhayal tentangmu? Yaa Rabb, jagalah selalu anak gadisku ini…

Kamu mungkin akan melakukan kesalahan, berdosa, dan terjatuh. Namun ingat anakku, selama kamu masih hidup, masih terbuka kesempatan untuk memperbaiki diri. Carilah hakikat hidup seperti Nabi Muhammad yang mengasingkan diri di Gua Hira, mencoba mencari jawaban atas makna hidupnya di tengah masyarakat yang rusak.

Berdandanlah sewajarnya anakku, yang paling utama pastinya bersih dan suci untuk solat, ngga perlu yang aneh-aneh. Ingat, kecantikan sejati bukanlah dari mengkilapnya wajahmu, merahnya gincu mu atau warna kukumu. Kecantikan sejati berasal dari jiwamu, pikiranmu, kebaikanmu, dan kontribusimu kepada orang lain. Janganlah iri melihat teman-teman mu berlomba-lomba berdandan dan mengikuti tren fashion di suatu waktu, karena itu semua hanyalah semu.

Dan yang perlu kamu catat, hanya laki laki sejati yang bisa melihat kecantikan sejati itu, karena dia mencintai perbuatan baikmu, pikiranmu, dan jiwamu, bukan fisikmu. Dan pada hakikatnya, dia mencintai dirimu yang sebenarnya, karena ketika kamu mati, tubuh molekmu akan hancur, wajah cantikmu akan membusuk, namun jiwamu dan amalmu tidak akan hilang, menanti pertanggungjawaban di alam keabadian. Laki-laki seperti itulah yang paling pantas untuk kau pilih.

Sekarang kamu mengerti anakku tercinta? Ketika masamu telah cukup dewasa nanti, tutuplah setiap perhiasan itu. Biarkan ia terjaga hanya untuknya yang dihalalkan Allah untukmu, suamimu….

Anakku perempuan tersayang,
Kagumlah pada Khadijah istri Muhammad, yang bersama suaminya meletakkan fondasi kuat dalam agama. Dia yang pertama beriman ketika seluruh dunia mendustakan suaminya. Dia yang menyelimuti suaminya ketika suaminya gemetar menerima wahyu dan tanggung jawb besar untuk umat manusia. Dia yang memberikan kecukupan ketika suaminya kekurangan.

Kagumlah pada Bunda Teresa, yang mengabdikan diri membantu orang miskin. Tanpa pamrih dan tanpa melihat latar belakang, membantu mereka yang membutuhkan uluran tangan.

Kagumlah pada Marie Curie, yang meraih Nobel Fisika dan Kimia, serta bersama suaminya merintis penelitian di bidang radiologi.

Kagumlah pada Malala Yousafzai, ketika umur 11 tahun dia menulis blog kepada BBC menceritakan ngerinya hidup dibawah Taliban. Mereka anak-anak perempuan tidak diperbolehkan sekolah dan ia memperjuangakan hak mereka untuk sekolah. Pada umur 14 kepalanya di tembak Taliban, namun ia bisa bertahan, meneruskan perjuangan, dan pada umur 17 mendapatkan Nobel Perdamaian.

Kagumlah pada Sheryl Sandberg. Di tangannya bisnis Facebook berkembang luar biasa. Dia salah satu wanita paling berpengaruh di jagat technology, dan yang paling penting, adalah seorang istri dan juga seorang ibu.

Memang berat meneladani langkah mereka, karena mereka memang perempuan-perempuan hebat dalam sejarah umat manusia. Kalau memang terlalu sulit untuk menapaki jejak mereka, sebenarnya kamu bisa belajar dan meneladani orang-orang yang paling dekat denganmu.

Namun, yang terpenting yang harus kamu ingat, kesempurnaan itu bukanlah tujuan, tapi setidaknya berusahalah sekuat tenagamu. Berusahalah untuk berbuat baik dan berkembang setiap hari. Karena ketulusanmu dalam menjalani itu semua adalah hal yang paling penting.

Jika Allah menilai kita dari hasil, tentu Nuh adalah orang gagal karena anak dan istrinya mengingkarinya. Demikian pula Luth. Namun, Allah memberikan mereka kemuliaan, karena konsistensi perjuangan mereka, dan keikhlasan mereka dalam berbakti.

Anak gadisku, cahaya mataku….
Jangan pernah lupakan bahwa perjuangan seorang perempuan yang utama adalah di dalam rumahnya… Di tangan kita terletak ke mana bangsa dan umat ini akan melangkah… Tentu, karena yang terdekat kesehariannya denganmu adalah keluarga, anak-anakmu… Do’akan Bunda sehat agar dapat  melihat mereka dan memanggil Bunda, nenek.
Anak gadisku sayang…
Tetaplah kamu bersama abangmu Yafi bergenggaman tangan dalam kebajikan. Saling menjaga, mengingatkan dalam ketakwaan dan kesabaran… Sungguh tidak ada yang diharapkan dari kami para orang tua, selain melihatmu bahagia. Tidak harta, pula yang lainnya. Cukup do’amu untuk kami di setiap akhir shalatmu, kiranya Allah mengampuni setiap dosa kami, bunda dan ayahmu….

Anak gadisku….
Bunda mencintaimu sayang….
Rabb, jagalah anakku, anak gadis dan anak bujangku dalam iman dan cintaMU. Jagalah mereka juga seluruh kaum muslimin dan muslimat sebagai saudaranya hingga selamat dalam perjalanan menuju perjumpaan dan meraih ridhoMU…
Bunda berharap, suatu saat kelak, kalian akan membaca surat ini, meskipun Bunda sudah tidak lagi bersama kalian. Yakinlah, Bunda mencintai bang yaya dan adek qisthi hingga kembali menghadapNYA…
Assalaamu’alaikum Wa rahmatullaahi wa baarakaatuh.

Friday 1 December 2017

Alam Takambang Jadi Guru

Bismillahirrohmanirrohiiim...
Menulis di blog sederhanaku.. blog dengan tampilan seadanya yang memang seperti itulah yang kuinginkan.. blog yang menjadi media tulis disaat ingin menulis.. semoga juga bisa memberi manfaat bagi pembacanya..aamiiiin. 



Inilah kegiatan yang sudah lama sekali tertinggal... namun tetiba malam ini rindu sekali ingin menulis tentang satu hal yang sepertinya cukup menarik untuk dibahas. Satu hal yang saat ini sudah seperti virus yang menggerogoti jiwa umat manusia. Pertanyaan demi pertanyaan berputar-putar dalam benakku. Kebahagiaan pastinya adalah tujuan hidup kita. Berbagai cara diupayakan demi mencapai satu kata "BAHAGIA". Indikator kebahagiaan setiap kitapun pastinya berbeda. Namun yang sangat disayangkan adalah disaat kebahagiaan itu diupayakan dengan mengabaikan orang lain yang juga ingin menggapai kebahagiaannya. SUKSES adalah salah satu kata lain yang digunakan sebagai perwakilan dari yang namanya BAHAGIA. Namun, perlukah dimana hati nurani kita disaat ingin meraih sukses ataupun bahagia itu? Satu yang pasti yang kupahami adalah bahagia itu tentang hati, dan dalam hati ada nurani.


Sebagai seorang muslim, banyak sekali pedoman terkait hal ini dalam Al-Qur'an dan Hadist. Aku bukan seorang ahli kitab ataupun hadist, Al-Quran dan hadist adalah pedoman hidup yang selalu aku yakini. Selalu menujukkan kita tentang kebaikan.



Kembali terkait "menggapai kebahagiaan//kesuksesan". Entah mengapa, ada dari kita  yang selalu punya kecenderungan untuk menjadi sosok yang gemar sekali mencari-cari kesalahan orang lain. dengan cara yang langsung menyudutkan dan menyalahkan, alangkah baiknya dikemukakan dengan cara yang baik, santun dan bijak.



Berkatalah yang baik atau diam
Ya, kita sebagai manusia memang telah diberikan banyak sekali nikmat oleh Allah SWT termasuk nikmat dapat berbicara. Akan tetapi, banyak yang salah menggunakan nikmat ini. Mereka tidak mengerti bahwa mulut yang telah dikaruniakan oleh-Nya seharusnya dapat dijaga dengan baik dan digunakan hanya untuk kebaikan.

Dalam hadist disebutkan: “Allah SWT memberi rahmat kepada orang yang berkata baik lalu mendapat keuntungan, atau diam lalu mendapat keselamatan.” (HR. Ibnul Mubarak)

Demikianlah, lidah seseorang itu sangat berbahaya sehingga dapat mendatangkan banyak kesalahan. Banyak bencana karena lidah antara lain berdusta, ghibah (membicarakan orang lain), adu domba, saksi palsu, sumpah palsu, berbicara yang tidak berguna, menertawakan orang lain, menghina orang lain, mencari-cari kesalahan orang lain, dsb.

Dalam mencari-cari kesalahan orang lain silahkan jika anda cukup bijak,  bijak dalam memusatkan perhatian anda pada kemampuan orang yang anda jadikan target. Carilah satu kelebihan dalam diri orang tersebut. Walaupun tampaknya dimata anda kemampuannya kecil/sepele dan anda merasa masih bisa jauh lebih baik dari orang tersebut. Namun, cobalah bertanya pada diri anda, bagaimana bila anda berada di posisi orang yang anda cari-cari kesalahannya, tanpa mempertimbangkan sedikitpun,  kebenaran dan kemampuannya?

Anda juga harus memeriksa kembali apa motif anda berusaha mencari-cari kesalahannya (tanyakan dengan jujur pada diri sendiri). Dan tanyakan juga apa keuntungan yang anda raih setelah mencari-cari kesalahan orang lain. Karena, apabila itu hanyalah sebuah upaya untuk menonjolkan konsep tentang diri anda sendiri.  Atau kadang untuk membuktikan bahwa anda lebih pintar dari orang tersebut (yang anda cari-cari kesalahannya, kelemahannya). Jika motif anda seperti itu, maka segeralah berhenti untuk mencari-cari kesalahan orang lain. Ketahuilah, tidak ada orang yang luput dari salah dan khilaf, dan begitupun diri anda. Daripada anda terus menerus menyibukkan dan melelahkan diri anda dengan mengorek-ngorek dan mencari-cari kesalahan dan kelalaian orang lain, yang bisa anda jadikan senjata untuk menyerangnya, bukankah lebih baik anda berpikir positif. 

Coba tanyakan dengan jujur pada diri anda sendiri, sudah mampukah anda berbuat lebih baik dari orang yang anda cari-cari kesalahannya? Caranya hanya satu, yakni dengan pembuktian, lakukanlah ”sama persis” ”segala hal” yang dilakukan orang yang kita cari-cari kesalahannya. Anda buktikan pada diri sendiri dan dunia, apakah anda bisa melakukannya sama dengan orang yang anda cari-cari kesalahan/ kekurangannya, atau anda bisa melakukannya lebih baik dari orang tersebut? Semua ini hanya bisa diketahui dengan ”pembuktian”.

Istilahnya, jangan cuma sekedar bisa mencari-cari kesalahan orang lain saja, coba lakukan terlebih dahulu, ”semua hal”  yang dilakukan orang yang anda cari-cari kesalahannya, kemudian lihat hasil yang anda capai, apakah hasil yang anda capai lebih baik darinya, sama dengannya atau lebih buruk darinya? Mampukah anda berbuat seperti dia, sebaik dia, atau lebih baik dari dia? Dan kalaupun ternyata anda memang mampu berbuat lebih baik daripada orang yang anda cari-cari kesalahannya, maka bersyukurlah, jangan sampai hal tersebut  menjadikan anda UJUB dan tidak berarti hal tersebut membolehkan anda meneruskan mencari-cari kesalahan orang lain, perhatikanlah hadits-hadits shahih terkait.

Saya pernah membaca sebuah kalimat di salah satu buku, "aku tidak pernah menyesali apa yang tidak aku ucapkan, namun aku sering sekali menyesali perkataan yang aku ucapkan. Ketahuilah, lisan yang nista lebih membahayakan pemiliknya daripada membahayakan orang lain yang menjadi korbannya. (mengutip perkataan, Dr. Aidh Bin Abdullah Al-Qarni. M.A.)

Kita sebagai umat islam tidak berhak untuk mencari-cari kesalahan orang lain lalu menyebarkannya apalagi berusaha mempermalukan orang tersebut didepan umum, dengan menggunakan ilmu/kepandaian kita. Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini: ”Aku peringatkan kepada kalian tentang prasangka, karena sesungguhnya prasangka adalah perkataan yang paling bohong, dan janganlah kalian berusaha untuk mendapatkan informasi tentang kejelekan dan mencari-cari kesalahan orang lain, jangan pula saling dengki, saling benci, saling memusuhi, jadilah kalian hamba Allah yang bersaudara” (H.R Bukhari dan Muslim).

Perhatikan firman Allah SWT berikut ini: ”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS. Al Hujuraat [49] : 12)

Perhatikan sabda Rasulullah SAW berikut ini: ”Tahukah kalian apa itu ghibah? Jawab para sahabat : Allah dan rasul-Nya yang lebih mengetahui. Maka kata Nabi saw: “engkau membicarakan saudaramu tentang apa yang tidak disukainya. Kata para sahabat: Bagaimana jika pada diri saudara kami itu benar ada hal yang dibicarakan itu? Jawab Nabi SAW: Jika apa yang kamu bicarakan benar-benar ada padanya maka kamu telah mengghibah-nya, dan jika apa yang kamu bicarakan tidak ada padanya maka kamu telah membuat kedustaan atasnya.”(HR Muslim, Abu Daud, Tirmidzi)

Abdullah bin Umar RA menyampaikan hadits yang sama, ia berkata,”Suatu hari Rasulullah SAW naik ke atas mimbar, lalu menyeru dengan suara yang tinggi :”Wahai sekalian orang yang mengaku berislam dengan lisannya dan iman  itu belum sampai ke dalam hatinya. Janganlah kalian menyakiti kaum  muslimin, janganlah menjelekkan mereka, jangan mencari cari aurot  mereka. Karena orang yang suka mencari cari aurot saudaranya sesama  muslim, Allah akan mencari cari aurotnya. dan siapa yang dicari cari  aurotnya oleh Allah, niscaya Allah akan membongkarnya walau ia berada di tengah tempat tinggalnya (HR. At Tirmidzi, HR. Ahmad.Abu Dawud.  hadits shahih)  
(keterangan: yang dimaksud dengan aurot disini adalah aib/cela atau cacat, kejelekan dan kesalahan. Dilarang mencari cari kejelekan/kesalahan seorang muslim untuk kemudian diungkapkan kepada manusia – tuhfatul Ahwadzi).

Dari hadits di atas dapat digambarkan dengan jelas pada kita betapa besarnya kehormatan  seorang muslim. Jadi, sebaiknya kita memelihara perkataan dan perbuatan kita, memang tampaknya enak dan menyenangkan menyalahkan orang lain, tapi sebelum itu semua, cobalah terlebih dulu berusaha menjadi orang yang anda cari-cari kesalahannya, sangat penting untuk “melakukan sama persis, semua hal  yang dilakukan orang yang anda cari-cari kesalahannya”  anda buktikan terlebih dahulu hasil pencapaian ANDA, apakah hasil yang ANDA capai sebaik dia, lebih baik dari dia, atau lebih buruk dari dia.

Bagi seorang mukmin yang senantiasa merasa diawasi oleh Allah, wajib mengerti bahwa “perkataan” itu termasuk amalannya yang kelak akan dihisab: amalan baik maupun buruk. Karena pena iIlahi tidak pernah meng-alpakan, tidak pernah lalai ataupun menghapuskan satupun perkataan yang diucapkan manusia. Ia pasti mencatat dan memasukkannya ke dalam buku amal. Ingatlah bahwa semuanya, kelak harus kita pertanggungjawabkan.

Terima kasih untuk abang kandungku yang selalu dengan senang hati menjelaskan hadist dan sejarah perjalanan rasulullah setiap kami adik-adiknya bertanya. Allah menganugerahkan kepadaMu daya ingat dan kecerdasan yang luar biasa. Semoga itu semua membawa keberkahan dalam setiap perjalanan hidupmu, aamiiiin.

Masih tentang sukses ataupun bahagia. 
Dari sudut pandang secara umum, mungkin masalah di atas bisa berhubungan dengan yang namanya "Persaingan". Percayalah, setiap orang punya potensi, talenta dan kelebihan yang berbeda. Kita akan semakin kuat justru saat kita mendukung rekan kita untuk mengasah talentanya. Bahkan apabila rekan kita tidak tahu kelebihan yang mereka miliki sedangkan kita tahu, maka beritahukanlah. Menuju tujuan sukses ataupun kebahagiaan itu akan bersinggungan dengan yang namanya "bersaing". Bersaing dengan cara menjatuhkan rekan kita justru akan menjatuhkan kitaa. Bukan hanya itu, kita suatu saat akan kehilangan banyak teman baik. Persaingan itu perlu tapi bersainglah secara sehat. Coba renungkan, berapa banyak rekor dunia olah raga renang yang tercipta apabila seorang perenang berenang sendirian?

Persaingan sehat itu alat untuk menilai kita. Sebagian besar kita mungkin sudah punya resolusi tahunan dan target bulanan. Tetapi bagaimana jika kita ingin tahu tentang kemajuan kita hari ini? Bagaimana kita mengukurnya? Mungkin kita bangga karena target kita tercapai. Tetapi jangan-jangan target kita yang terlalu rendah. Maka cara yang terbaik adalah membandingkan apa yang dilakukan orang lain di lini pekerjaan yang sama. Apakah kita lebih baik, teringgal atau rata-rata?
Persaingan sehat itu juga meningkatkan persahabatan. Saya yakin setiap kita pasti ingin menang dan menjadi yang terbaik di bidang yang kita tekuni. Namun satu hal yang harus kita pastikan, bahwa kita memenangkan persaingan bukan dengan cara menjatuhkan dan merendahkan orang lain. Yakinlah, bila kita membantu rekan kita untuk menggapai tujuannya, kita support ia mengeluarkan talenta terbaiknya, itu akan mempercepat kemenangan kita.

Seseorang yang menjadi penyebab kebahagiaan atas orang lain, ia tidak akan jauh dengan kebahagiaan, dan begitu juga sebaliknya.

ALAM TAKAMBANG JADI GURU. Pahit atau pun manis, semua adalah guru yang mengajarkan banyak faedah untuk kehidupan.