Wednesday, 26 December 2012
UTS Susulan
Bagi yang UTS Teknik Kompilasi Susulan.. Silahkan klik disini
Saturday, 15 December 2012
UTS Sistem Pakar
Waktu penyelesaian UTS ini dimulai dari tgl 20 Desember, dan berakhir tgl 25 Desember 2012. Jika lewat dari batas waktu yang ditentukan, nilai UTS tidak ada.
Silahkan klik Start untuk memulai Ujian Tengah Semester Sistem Pakar!
START
Silahkan klik Start untuk memulai Ujian Tengah Semester Sistem Pakar!
START
UTS Teknik Kompilasi Kelas B
Berikut akan diberikan link URL soal Ujian Tengah Semester mata kuliah Teknik Kompilasi untuk Kelas B, Sistem Informasi dan Teknik Informatika 2 semester 5. Batas waktunya adalah tgl 18 Desember 2012.
Klik disini untuk mulai mengerjakan ujian tengah semester : START
Catatan :
Penulisan grammar dengan format yang berbeda, yaitu dalam format himpunan. Contoh :
1. G1 = { S --> H | I H | I A, I --> H | I H | I A, H --> a | b | c | . . . | Z, A --> 0 | 1 | 2 }
SAMA DENGAN
1. S --> H | I H | I A
I --> H | I H | I A
H --> a | b | c | . . . | Z
A --> 0 | 1 | 2
Pada soal UTS, format penulisan context free grammar dalam bentuk himpunan.
Klik disini untuk mulai mengerjakan ujian tengah semester : START
Catatan :
Penulisan grammar dengan format yang berbeda, yaitu dalam format himpunan. Contoh :
1. G1 = { S --> H | I H | I A, I --> H | I H | I A, H --> a | b | c | . . . | Z, A --> 0 | 1 | 2 }
SAMA DENGAN
1. S --> H | I H | I A
I --> H | I H | I A
H --> a | b | c | . . . | Z
A --> 0 | 1 | 2
Pada soal UTS, format penulisan context free grammar dalam bentuk himpunan.
Friday, 16 November 2012
Miyapah Quw Jadi Dosen?????
Filosofi Internal
Pertama, ilmu yang dibagikan tidak akan pernah berkurang. Berbeda dengan harta yang setiap kali kita ambil dan berikan kepada orang lain, secara lahiriah akan berkurang. Bahkan dengan berbagi ilmu di kampus, ilmu kita dapat bertambah dengan sangat signifikan. Ada dua alasan mengapa hal ini bisa terjadi. Pertama, karena sebelum mengajar, sebagai dosen, kita harus belajar, mengembangkan pengetahuan; dan kedua, tidak jarang mahasiswa jauh lebih pintar daripada yang kita duga, dan melalui diskusi di kelas, dosen pun dapat belajar sangat banyak dari mahasiswa. Selain itu, melalui diskusi dengan mahasiswa kita dapat menemukan apa yang belum kita pahami sehingga memotivasi kita untuk terus belajar.
Kedua, berbagi ilmu adalah investasi masa depan: investasi akhirat. Menurut ajaran agama saya, salah satu amal yang terus mengalirkan pahala ketika pelakunya sudah meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat akan terus mempunyai dampak kepada pribadi yang mempunyai ilmu dan lingkungan sekitarnya. Dampak positif inilah yang membuat berbagi ilmu adalah sebuah amal jariyah, amal yang mengalir pahalanya.
Ketiga, sebuah kebahagiaan yang tak terhingga ketika mengetahui mahasiswa kita menjadi orang sukses atau memahami sesuatu dan kita mempunyai andil di dalamnya atau menjadikan kita sebagai inspiratornya untuk meraih kesuksesan. Memang belum banyak pengalaman saya dalam hal ini, dikarenakan usia mengajar saya baru menginjak 1 tahun. Namun banyak manfaat yang saya dapat dalam perjalanan 1 tahun itu.
Filosofi eksternal
Pertama, Sebagai warga negara yang baik, tentu amanat Undang-Undang Dasar 1945 yang telah dirumuskan dengan sangat apik dengan visi jauh ke depan para pendiri bangsa perlu disimak ulang. Dengan manjadi pengajar, kita telah menjadikan diri kita terlibat dalam proses mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kedua, sebagai dampaknya, dengan menjadi pengajar, kiat pun telah berandil dalam membentuk manusia yang lebih merdeka, manusia yang terbebaskan. Untuk inilah Nabi Muhammad diutus, sebagai sang pembebas, the liberator (Engineer, 1990). Nabi telah diutus untuk membebaskan manusia dari paham atau ideologi yang membelenggunya untuk mengembangkan nilai-nilai kemanusiaannya. Nilai-nilai kemanusiaan telah tergadaikan kepada “tuhan” yang tidak berhak mendapatkannya. Terkait ide besar yang dibawa oleh Paulo Freire (1985), cendekiawan Brazil yang mengembangkan teori pedagogik kritis. Baginya, pendidikan harusnya membebaskan. Bukunya yang berjudul Pedagogy of the Oppressed telah memberikan warna baru dalam dunia pendidikan. Buku ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, dengan judul Pendidikan untuk Kaum Tertindas. Kondisi masyarakat pada saat itu dianggap tidak adil, dan Freire membagi masyarakat ke dalam dua kelompok yang saling berhadapan: kaum penindas (the oppressor) dan kaum tertindas (the oppressed). Terkait juga dengan filosofi eksternal dengan pendidikan yang membebaskan dengan ide-ide besar Ivan Illich (1972). Illich memberikan kritik yang sangat tajam untuk lembaga sekolah yang gagal dalam proses pendidikan, karena anak didik (termasuk mahasiswa dalam konteks pendidikan tinggi) tidak menjadi terbebaskan. Salah satu konsep penting yang ditawarkan sebagai solusi adalah pembentukan learning web, jejaring pembelajaran yang memungkinkan peserta didik memacu motivasi menjadi self-learner dan menjadikan pengajar sebagai motivator dan guide. Dalam konteks saat ini, ide besar Illich dapat diterjemahkan dengan membuka pintu seluas-luasnya untuk mengakses materi pembelajaran di luar kurikulum yang sangat dibatasi kredit semester dan waktu pertemuan. Teknologi informasi sangat membantu dalam hal ini.
#Di sela-sela suasana libur @my green room ^_^
Wednesday, 1 August 2012
JSS TRIPLER
Sudah waktunya, Anda
memiliki hak bisnis berskala internasional, real dan dikelola oleh team
bisnis klas papan atas dunia yang sarat berpengalaman dibidang investasi HYIP
dan Mareketing serta didukung oleh program Anti Scam (Restart Feature) yang
telah terbukti sukses mencetak jutawan-jutawan baru.
JSS Tripler JustBeenPaid.com (JBP) bisnis online terbaik dan terpopuler di Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia, dipercaya oleh Ratusan Ribu member dari seluruh penjuru dunia, dan diakui para Marketer online papan atas dunia sebagai bisnis yang Indefinitely Sustainable yakni bisnis yang akan terus berkembang, berkelanjutan Tanpa Batas serta direkomendasikan oleh 50 juta situs lebih di Google.com atau Yahoo.com.
Anda bisa cek betapa dahsyatnya JSS Tripler JBP di mesin pencari Google.com, silakan riset dengan menggunakan keywords berikut ini
JSS Tripler, JSS Tripler Indonesia, JSS Tripler Login, Justbeenpaid, Justbeenpaid RSF, JSS Tripler Penipu, Jss Tripler Scam, Justbeenpaid Conference, Jss Tripler Review, Justbeenpaid login, Justbeenpaid Indonesia, Jss Tripler Strategy, Just been paid Kaskus, Jss Tripler Calculator, Jss Tripler Payment Proof, Justbeenpaid Scam, Jss Tripler FAQ, Justbeenpaid Facebook, Jss Tripler Matrix, Jss Tripler Excel Spreadsheet, Just been paid Jss Tripler, Just been paid Sign up, Just been paid Calculator, Just been paid Penipu, Just been paid Scam 2012. Perhatikan hasil pencarian Anda. Betapa banyaknya orang atau website yang merekomendasikan bisnis JSS Triper JBP.
JSS Tripler JustBeenPaid.com (JBP) bisnis online terbaik dan terpopuler di Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia, dipercaya oleh Ratusan Ribu member dari seluruh penjuru dunia, dan diakui para Marketer online papan atas dunia sebagai bisnis yang Indefinitely Sustainable yakni bisnis yang akan terus berkembang, berkelanjutan Tanpa Batas serta direkomendasikan oleh 50 juta situs lebih di Google.com atau Yahoo.com.
Anda bisa cek betapa dahsyatnya JSS Tripler JBP di mesin pencari Google.com, silakan riset dengan menggunakan keywords berikut ini
JSS Tripler, JSS Tripler Indonesia, JSS Tripler Login, Justbeenpaid, Justbeenpaid RSF, JSS Tripler Penipu, Jss Tripler Scam, Justbeenpaid Conference, Jss Tripler Review, Justbeenpaid login, Justbeenpaid Indonesia, Jss Tripler Strategy, Just been paid Kaskus, Jss Tripler Calculator, Jss Tripler Payment Proof, Justbeenpaid Scam, Jss Tripler FAQ, Justbeenpaid Facebook, Jss Tripler Matrix, Jss Tripler Excel Spreadsheet, Just been paid Jss Tripler, Just been paid Sign up, Just been paid Calculator, Just been paid Penipu, Just been paid Scam 2012. Perhatikan hasil pencarian Anda. Betapa banyaknya orang atau website yang merekomendasikan bisnis JSS Triper JBP.
Just Been Paid
dan
JSS Tripler
Arena Investasi Online yang sangat
Powerfull,
didukung
Program Restart Feature
yang
Tidak Dimiliki oleh Peluang Bisnis online lain di Dunia. Dengan program
Jusrbeenpaid RSF, bisnis JSS Tripler tetap eksis dan berkembang tanpa batas.
APA YANG DITAWARKAN JSS-TRIPLER?
Meskipun para pesaing Just been paid dan sebagian masyarakat Indonesia mengatakan bahwa JSS Tripler Penipu atau Justbeenpaid Penipuan tapi sampai saat ini tidak terbukti jika bisnis Justbeenpaid Scam atau investasi JSS Tripler Scam.
Itulah sebabnya Bisnis JSS Tripler sangat diminati dan dicari oleh pemburu Dollar online dari seluruh dunia termasuk pelaku bisnis Indonesia.
Ada ribuan
member baru
JSS Tripler Sign up
setiap hari.
Sistem
Investasi JSS-Tripler Sangat
Simpel dan Sederhana;
Investasinya dengan cara
MEMBELI
sejumlah
POSISI
(sejenis saham);
JSS Tripler Menggunakan P
ayment
Processors (Alat Pembayaran):
Liberty
Reserve (Direkomendasikan) dan
AlertPay
Harga 1 Posisi JSS Tripler = $ 10;
Minimal Investasi $10;
Maximal Investasi Bebas;
Lamanya Kontrak Investasi = 75 hari
Setiap 1 Posisi Dapat Profit 2%/hari atau 60%/bulan
(sudah termasuk pengembalian modal).
Atau
1
Posisi x 2% = $0.2/hari x 75 hari = $ 15/Posisi;
Profit
dapat dicairkan setiap hari;
Contoh Perhitungan Profit
Profit Anda Tergantung
Jumlah Posisi
yang di Beli
Misal Anda Punya Modal
$500
Dibelikan Posisi JSS Tripler, Dapat 50
Posisi;
Tiap
1 Posisi Mendapat Profit $ 0.2 Per hari;
Anda punya 50 Posisi;
50 Posisi x $ 0.2 = $10 per hari
$10 x 30 hari = $300 per bulan
$10 x 75 hari =
$750 Selama 75 hari
Anda bisa beli
Posisi Tambahan kapan saja (direkomendasikan kelipatan 4);
Contoh lain:
Beli 10 Posisi = $100 - Profit $2/hari
x 75 hari = $ 150
Beli 100 Posisi = $1000 - Profit
$20/hari x 75 hari = $ 1500
Beli 200 Posisi = $2000 - Profit
$40/hari x 75 hari = $ 3000
Beli 300 Posisi = $3000 - Profit
$60/hari x 75 hari = $ 4500
Beli 400 Posisi = $4000 - Profit
$80/hari x 75 hari = $ 6000
Beli 500 Posisi = $5000 - Profit
$100/hari x 75 hari = $ 7500
dan seterunya...
Silakan Anda pilih!
Mana yang paling nyaman dan sesuai dengan target
Profit Anda..!
Ilustrasi
Income di atas hanya
bersumber dari profit 2%;
Anda Masih Bisa menghasilan Lebih Besar, bahkan
tanpa batas dengan cara:
- Melakukan
Compound (beli posisi lagi) dengan profit harian;
- Membeli Posisi dengan modal baru; atau
- Dengan cara 1 dan 2 sekaligus;
-
Melakukan Upgrade
keanggotaan dengan biaya $15 untuk 3 bulan;
- Mengajak orang lain invest di JSS Tripler dapat 10% - 5%.
Bonus Matrix
2x2:
-
Setiap posisi yang expired
(mencapai 75 hari) tidak lagi mendapat profit;
- Setiap 4 Posisi yang mencapai 75 hari akan diberi 1 posisi di
JSS Tripler
Matrix
2x2;
- Posisi di jss matrix terdiri dari 6 spot yang
harus terisi;
- Jika 6 spot terisi penuh, disebut cycle, Anda mendapat bonus $60
;
pengisian spot di lakukan
oleh system secara acak.
Contoh:
- Anda invest $1000= Dapat 100 Posisi x $0.2 x 75 hari = $ 1500
- Maka
Jumlah posisi
JSS Tripler Matrix yang Anda peroleh sbb:
100 : 4 = 25
posisi matrix
25 x $60 = $1500
Jadi, Total
Penghasilan Anda = $1500 + $1500 = $ 3000 (300%).
DAHSYAT BUKAN!!!
APAKAH JSS TRIPLER AKAN
BERKELANJUTAN?
JustBeenPaid! (JBP)
dan program
yang terkait
lainnya
termasuk
JSS-Tripler
,
JBP's Synergy Surf
(JSS),
JSS-Warp,dan
JSS-Booster,
dan
program
Restart
Feature
telah mendapat
Lisensi
Patent
dari pemerintah
Amerika Serikat
dengan Nomor:
6.578.010.
Anda bisa cek di link google berikut:
http://www.google.com/patents/US6578010
Dengan dipatentkannya program
bisnis justbeenpaid, ini menunjukkan bahwa owner JustBeenPaid Frederick Mann tidak
main-main dalam mengelola bisnisnya.
Bahkan bagi mereka yang masih RAGU dengan JSS Tripler JusBeenPaid,
DITANTANG oleh Frederick Mann.
Frederick Mann akan Memberikan
Award $ 1 Juta, Jika ADA yang Menemukan
Kelemahan
Matematis pada sistem bisnis yang ditawarkan:
"We're so confident that we offer a
$1 Million
Award
to
anyone who can find
a Mathematical Flaw
in our system
that would prevent us from being
indefinitely sustainable"
Friday, 27 July 2012
Untukmu yang Karena Allah Kumencintaimu
Bismillaah…
Duhai ikhwan yang kelak kau ada di sisiku setiap saat…
Ketika menuliskan ini sungguh aku bercucuran air mata dari telaga di sudut-sudut mataku, karena aku menulis dengan membawa segenap hatiku ke dalamnya,karena baru kali ini aku menulis dengan penuh cinta dan kasih yang amat terasa, karena kali ini aku beranikan diri untuk mengungkapkan segalanya kepadamu, karena baru kali ini aku sengaja membuat tulisan yang aku ingin kau membacanya, dan karena baru kali ini butiran cintaku tak kuasa terbendung ketika aku ingat perjalanan kita..
Duhai ikhwan yang karena Allah aku mencintaimu,
Aku adalah akhwat yang kelak kau bimbing dalam langkah-langkah menujuNya..
Aku adalah akhwat yang kelak menjadikanmu teladan dalam keseharian..
Aku adalah akhwat yang kelak ada dalam suka dan dukamu..
Duhai ikhwan yang karena Allah aku merindukanmu,
Darimu aku belajar tentang kesabaran, saat dalam penantian akan dirimu..
Darimu aku belajar tentang keikhlasan, saat aku menerima segala yang ada dalam dirimu tanpa aku rencanakan sebelumnya..
Darimu aku belajar tentang kedewasaan yang sesungguhnya, saat kita menapaki titian pernikahan ini..
Darimu aku belajar tentang pantang menyerah, saat kita melalui hari-hari penuh cobaan akan penantian yang sungguh terasa panjang ini..
Ya mujahidku, penantian ini, bagiku adalah penantian yang begitu panjang dan penuh liku..
Di dalamnya terdapat onak dan duri yang senantiasa menghiasi perjalanan kita, sehingga aku harus menjadikan hatiku seperti telaga yang airnya tak pernah habis, agar kesabaranku pun tak ada habisnya..
Di dalamnya terdapat senyum dan tawa yang melengkapi keindahan penantian ini, sehingga aku harus ekstra dalam menambah cintaku padaNya agar aku senantiasa melantunkan syukur dalam doa-doa yang kupanjatkan..
Di dalamnya terdapat sakit dan tangis yang menambah matang kedewasaan kita, sehingga aku harus meninggikan keikhlasan yang kupunya dan memusnahkan egoku agar kita tak sama-sama menjadi api dalam waktu bersamaan..
Duhai ikhwan yang tatapannya meneduhkan hati,
Ada kalanya aku lelah, tapi aku tau lelah yang kurasa tak selelah perjuanganmu..
Ada kalanya aku ingin marah, tapi aku sadar bahwa marahku hanyalah keinginan seorang anak-anak yang ingin kau perhatikan dan untuk itu aku harus memperhatikanmu lebih dulu..
Ada kalanya aku ingin kau pahami, tapi aku tau kau selalu berusaha memahami diriku bahkan lebih baik dari yang kupinta padamu..
Ada kalanya aku ingin menangis, tapi terkadang aku menyembunyikannya karena aku tak ingin kau dipusingkan dengan tangisanku..
Ada kalanya aku akan membuatmu merasa sedih, sungguh bukan karena aku ingin menyakitimu tapi aku ingin kau mengetahui segala hal tentang diriku tak hanya soal bahagiaku tapi juga sedihku..
Ada kalanya aku kau anggap begitu tak peduli, bukan sama sekali, aku sungguh peduli tapi aku mungkin tak tau cara seperti apa yang dapat kugunakan untuk mengungkapkan kepedulianku itu, maka kumohon ajari aku akan hal itu..
Ada kalanya aku menangis dan tak mengakuinya padamu, ketahuilah aku menangis bukan karena aku lemah, tapi aku manusia yang sangat perasa, dan dengan menangis aku merasa lebih tenang dan nyaman, maka genggam tanganku dan izinkan aku menangis di pelukanmu karena itu membuatku jauh lebih tenang ..
Ada kalanya aku kau anggap begitu kekanak-kanakan, bukan sama sekali, aku tak ingin menjadi anak-anak seperti yang kau katakan, tapi aku sedang mencoba masuk ke dalam dirimu dengan cara yang kupunya karena aku tau kau begitu menyukai anak kecil..
Bahkan ada kalanya aku yang membuatmu begitu marah, tapi kumohon saat itu nasehati aku dengan penuh hikmah, bukan dengan terpaan tanda seru yang menghujam, karena sungguh aku pun memiliki sifat wanita yang lemah pada kelembutan..
Duhai ikhwan yang senantiasa memancarkan mahabbah untukku,
Ketika kau tengah bercerita dengan penuh gelora, mungkin aku akan diam saja mendengarkan, bukan tak mau menanggapi ceritamu atau menganggap ceritamu tak menarik, tapi karena aku seorang yang dilatih keahliannya dalam mendengarkan dan saat itu aku ingin membiarkanmu meluapkan keceriaanmu yang memang begitu kurindukan..
Ketika aku hanya ingin menceritakan hal-hal yang ringan, bukan karena aku tak mau berdiskusi denganmu, tapi karena aku seorang yang dilatih kecerdasannya dalam memahami apa makna dari sikap dan air muka seseorang dan saat itu aku melihatmu tengah penat..
Ketika aku tersenyum menatapmu dengan tatapan sedikit sayu dan bersandar di bahumu, bukan karena aku memintamu memanjakanku, tapi karena aku ingin sekadar menekankan bahwa kini kau juga punya aku di sisimu..
Ketika aku bertingkah layaknya anak kecil, bukan karena aku ingin kau perhatikan, tapi aku ingin membiarkanmu sedikit terlena dalam kemanjaan dan keceriaanku yang tak mungkin kau dapatkan di medan perjuangan dan sekadar untuk melepaskan beban pikiranmu..
Ketika aku tak berterus terang akan sakit yang tiba-tiba muncul di tengah pekatnya malam, bukan karena aku tak mau jujur padamu, tapi karena aku ingin kau tetap terlelap dalam tidurmu yang nyenyak agar kau tidur cukup dan tidak lelah ketika menjalankan qiyamul lail..
Duhai ikhwan yang karena Allah aku ingin menjadi pendampingmu,
Sungguh ikhwanku, ada banyak hal yang kulakukan yang mungkin kau tak memahaminya karena aku melakukannya dengan caraku sendiri, bukan dengan caramu, maka kuminta kau sabar karena saat itu sebenarnya aku tengah mempelajari dirimu agar dapat melakukan hal-hal tersebut dengan cara yang kau inginkan..
Duhai ikhwan yang kelak kau ada di sisiku setiap saat…
Ketika menuliskan ini sungguh aku bercucuran air mata dari telaga di sudut-sudut mataku, karena aku menulis dengan membawa segenap hatiku ke dalamnya,karena baru kali ini aku menulis dengan penuh cinta dan kasih yang amat terasa, karena kali ini aku beranikan diri untuk mengungkapkan segalanya kepadamu, karena baru kali ini aku sengaja membuat tulisan yang aku ingin kau membacanya, dan karena baru kali ini butiran cintaku tak kuasa terbendung ketika aku ingat perjalanan kita..
Duhai ikhwan yang karena Allah aku mencintaimu,
Aku adalah akhwat yang kelak kau bimbing dalam langkah-langkah menujuNya..
Aku adalah akhwat yang kelak menjadikanmu teladan dalam keseharian..
Aku adalah akhwat yang kelak ada dalam suka dan dukamu..
Duhai ikhwan yang karena Allah aku merindukanmu,
Darimu aku belajar tentang kesabaran, saat dalam penantian akan dirimu..
Darimu aku belajar tentang keikhlasan, saat aku menerima segala yang ada dalam dirimu tanpa aku rencanakan sebelumnya..
Darimu aku belajar tentang kedewasaan yang sesungguhnya, saat kita menapaki titian pernikahan ini..
Darimu aku belajar tentang pantang menyerah, saat kita melalui hari-hari penuh cobaan akan penantian yang sungguh terasa panjang ini..
Ya mujahidku, penantian ini, bagiku adalah penantian yang begitu panjang dan penuh liku..
Di dalamnya terdapat onak dan duri yang senantiasa menghiasi perjalanan kita, sehingga aku harus menjadikan hatiku seperti telaga yang airnya tak pernah habis, agar kesabaranku pun tak ada habisnya..
Di dalamnya terdapat senyum dan tawa yang melengkapi keindahan penantian ini, sehingga aku harus ekstra dalam menambah cintaku padaNya agar aku senantiasa melantunkan syukur dalam doa-doa yang kupanjatkan..
Di dalamnya terdapat sakit dan tangis yang menambah matang kedewasaan kita, sehingga aku harus meninggikan keikhlasan yang kupunya dan memusnahkan egoku agar kita tak sama-sama menjadi api dalam waktu bersamaan..
Duhai ikhwan yang tatapannya meneduhkan hati,
Ada kalanya aku lelah, tapi aku tau lelah yang kurasa tak selelah perjuanganmu..
Ada kalanya aku ingin marah, tapi aku sadar bahwa marahku hanyalah keinginan seorang anak-anak yang ingin kau perhatikan dan untuk itu aku harus memperhatikanmu lebih dulu..
Ada kalanya aku ingin kau pahami, tapi aku tau kau selalu berusaha memahami diriku bahkan lebih baik dari yang kupinta padamu..
Ada kalanya aku ingin menangis, tapi terkadang aku menyembunyikannya karena aku tak ingin kau dipusingkan dengan tangisanku..
Ada kalanya aku akan membuatmu merasa sedih, sungguh bukan karena aku ingin menyakitimu tapi aku ingin kau mengetahui segala hal tentang diriku tak hanya soal bahagiaku tapi juga sedihku..
Ada kalanya aku kau anggap begitu tak peduli, bukan sama sekali, aku sungguh peduli tapi aku mungkin tak tau cara seperti apa yang dapat kugunakan untuk mengungkapkan kepedulianku itu, maka kumohon ajari aku akan hal itu..
Ada kalanya aku menangis dan tak mengakuinya padamu, ketahuilah aku menangis bukan karena aku lemah, tapi aku manusia yang sangat perasa, dan dengan menangis aku merasa lebih tenang dan nyaman, maka genggam tanganku dan izinkan aku menangis di pelukanmu karena itu membuatku jauh lebih tenang ..
Ada kalanya aku kau anggap begitu kekanak-kanakan, bukan sama sekali, aku tak ingin menjadi anak-anak seperti yang kau katakan, tapi aku sedang mencoba masuk ke dalam dirimu dengan cara yang kupunya karena aku tau kau begitu menyukai anak kecil..
Bahkan ada kalanya aku yang membuatmu begitu marah, tapi kumohon saat itu nasehati aku dengan penuh hikmah, bukan dengan terpaan tanda seru yang menghujam, karena sungguh aku pun memiliki sifat wanita yang lemah pada kelembutan..
Duhai ikhwan yang senantiasa memancarkan mahabbah untukku,
Ketika kau tengah bercerita dengan penuh gelora, mungkin aku akan diam saja mendengarkan, bukan tak mau menanggapi ceritamu atau menganggap ceritamu tak menarik, tapi karena aku seorang yang dilatih keahliannya dalam mendengarkan dan saat itu aku ingin membiarkanmu meluapkan keceriaanmu yang memang begitu kurindukan..
Ketika aku hanya ingin menceritakan hal-hal yang ringan, bukan karena aku tak mau berdiskusi denganmu, tapi karena aku seorang yang dilatih kecerdasannya dalam memahami apa makna dari sikap dan air muka seseorang dan saat itu aku melihatmu tengah penat..
Ketika aku tersenyum menatapmu dengan tatapan sedikit sayu dan bersandar di bahumu, bukan karena aku memintamu memanjakanku, tapi karena aku ingin sekadar menekankan bahwa kini kau juga punya aku di sisimu..
Ketika aku bertingkah layaknya anak kecil, bukan karena aku ingin kau perhatikan, tapi aku ingin membiarkanmu sedikit terlena dalam kemanjaan dan keceriaanku yang tak mungkin kau dapatkan di medan perjuangan dan sekadar untuk melepaskan beban pikiranmu..
Ketika aku tak berterus terang akan sakit yang tiba-tiba muncul di tengah pekatnya malam, bukan karena aku tak mau jujur padamu, tapi karena aku ingin kau tetap terlelap dalam tidurmu yang nyenyak agar kau tidur cukup dan tidak lelah ketika menjalankan qiyamul lail..
Duhai ikhwan yang karena Allah aku ingin menjadi pendampingmu,
Sungguh ikhwanku, ada banyak hal yang kulakukan yang mungkin kau tak memahaminya karena aku melakukannya dengan caraku sendiri, bukan dengan caramu, maka kuminta kau sabar karena saat itu sebenarnya aku tengah mempelajari dirimu agar dapat melakukan hal-hal tersebut dengan cara yang kau inginkan..
Wednesday, 11 July 2012
Hukum Wanita Bekerja dan Beberapa Syarat Perkejaannya
dakwatuna.com -
Wanita adalah manusia juga sebagaimana laki-laki. Wanita merupakan
bagian dari laki-laki dan laki-laki merupakan bagian dari wanita,
sebagaimana dikatakan Al-Qur’an:
“…Sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain …” (QS. Ali Imran: 195)
Sesungguhnya Allah Ta’ala menjadikan manusia agar mereka beramal, bahkan Dia tidak menciptakan mereka melainkan untuk menguji siapa di antara mereka yang paling baik amalannya. Oleh karena itu, wanita diberi tugas untuk beramal sebagaimana laki-laki – dan dengan amal yang lebih baik secara khusus – untuk memperoleh pahala dari Allah Azza wa Jalla sebagaimana laki-laki. Allah SWT berfirman:
“Maka Tuhan mereka memperkenankan permohonannya (dengan berfirman), ‘Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan…’” (QS. Ali Imran: 195)Siapa pun yang beramal baik, mereka akan mendapatkan pahala di akhirat dan balasan yang baik di dunia:
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)Selain itu, wanita – sebagaimana biasa dikatakan – juga merupakan separo dari masyarakat manusia, dan Islam tidak pernah tergambarkan akan mengabaikan separo anggota masyarakatnya serta menetapkannya beku dan lumpuh, lantas dirampas kehidupannya, dirusak kebaikannya, dan tidak diberi sesuatu pun.
Hanya saja tugas wanita yang pertama dan utama yang tidak diperselisihkan lagi ialah mendidik generasi-generasi baru. Mereka memang disiapkan oleh Allah untuk tugas itu, baik secara fisik maupun mental, dan tugas yang agung ini tidak boleh dilupakan atau diabaikan oleh faktor material dan kultural apa pun. Sebab, tidak ada seorang pun yang dapat menggantikan peran kaum wanita dalam tugas besarnya ini, yang padanyalah bergantungnya masa depan umat, dan dengannya pula terwujud kekayaan yang paling besar, yaitu kekayaan yang berupa manusia (sumber daya manusia).
Semoga Allah memberi rahmat kepada penyair Sungai Nil, yaitu Hafizh Ibrahim, ketika ia berkata:
Ibu adalah madrasah, lembaga pendidikan
Jika Anda mempersiapkannya dengan baik
Maka Anda telah mempersiapkan bangsa yang baik
pokok pangkalnya.
Di antara aktivitas wanita ialah memelihara rumah tangganya membahagiakan suaminya, dan membentuk keluarga bahagia yang tenteram damai, penuh cinta dan kasih sayang. Hingga terkenal dalam peribahasa, “Bagusnya pelayanan seorang wanita terhadap suaminya dinilai sebagai jihad fi sabilillah.”
Namun demikian, tidak berarti bahwa wanita bekerja di luar rumah itu diharamkan syara’. Karena tidak ada seorang pun yang dapat mengharamkan sesuatu tanpa adanya nash syara’ yang shahih periwayatannya dan sharih (jelas) petunjuknya. Selain itu, pada dasarnya segala sesuatu dan semua tindakan itu boleh sebagaimana yang sudah dimaklumi.
Berdasarkan prinsip ini, maka saya katakan bahwa wanita bekerja atau melakukan aktivitas dibolehkan (jaiz). Bahkan kadang-kadang ia dituntut dengan tuntutan sunnah atau wajib apabila ia membutuhkannya. Misalnya, karena ia seorang janda atau diceraikan suaminya, sedangkan tidak ada orang atau keluarga yang menanggung kebutuhan ekonominya, dan dia sendiri dapat melakukan suatu usaha untuk mencukupi dirinya dari minta-minta atau menunggu uluran tangan orang lain.
Selain itu, kadang-kadang pihak keluarga membutuhkan wanita untuk bekerja, seperti membantu suaminya, mengasuh anak-anaknya atau saudara-saudaranya yang masih kecil-kecil, atau membantu ayahnya yang sudah tua – sebagaimana kisah dua orang putri seorang syekh yang sudah lanjut usia yang menggembalakan kambing ayahnya, seperti dalam Al-Qur’an surat al-Qashash:
“… Kedua wanita itu menjawab, ‘Kami tidak dapat meminumi (ternak kami) sebelum penggembala-penggembala itu memulangkan (ternaknya), sedangkan bapak kami adalah orang tua yang telah lanjut umurnya.’” (QS. Al-Qashash: 23)Diriwayatkan pula bahwa Asma’ binti Abu Bakar – yang mempunyai dua ikat pinggang – biasa membantu suaminya Zubair bin Awwam dalam mengurus kudanya, menumbuk biji-bijian untuk dimasak, sehingga ia juga sering membawanya di atas kepalanya dari kebun yang jauh dari Madinah.
Masyarakat sendiri kadang-kadang memerlukan pekerjaan wanita, seperti dalam mengobati dan merawat orang-orang wanita, mengajar anak-anak putri, dan kegiatan lain yang memerlukan tenaga khusus wanita. Maka yang utama adalah wanita bermuamalah dengan sesama wanita, bukan dengan laki-laki.
Sedangkan diterimanya (diperkenankannya) laki-laki bekerja pada sektor wanita dalam beberapa hal adalah karena dalam kondisi darurat yang seyogianya dibatasi sesuai dengan kebutuhan, jangan dijadikan kaidah umum.
Apabila kita memperbolehkan wanita bekerja, maka wajib diikat dengan beberapa syarat, yaitu:
1. Hendaklah pekerjaannya itu sendiri disyariatkan. Artinya, pekerjaan itu tidak haram atau bisa mendatangkan sesuatu yang haram, seperti wanita yang bekerja untuk melayani lelaki bujang, atau wanita menjadi sekretaris khusus bagi seorang direktur yang karena alasan kegiatan mereka sering berkhalwat (berduaan), atau menjadi penari yang merangsang nafsu hanya demi mengeruk keuntungan duniawi, atau bekerja di bar-bar untuk menghidangkan minum-minuman keras – padahal Rasulullah SAW telah melaknat orang yang menuangkannya, membawanya, dan menjualnya. Atau menjadi pramugari di kapal terbang dengan menghidangkan minum-minuman yang memabukkan, bepergian jauh tanpa disertai mahram, bermalam di negeri asing sendirian, atau melakukan aktivitas-aktivitas lain yang diharamkan oleh Islam, baik yang khusus untuk wanita maupun khusus untuk laki-laki, ataupun untuk keduanya.
2. Memenuhi adab wanita muslimah ketika keluar rumah, dalam berpakaian, berjalan, berbicara, dan melakukan gerak-gerik.
“Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak daripadanya …’” (QS. An-Nur: 31)3. Janganlah pekerjaan atau tugasnya itu mengabaikan kewajiban-kewajiban lain yang tidak boleh diabaikan, seperti kewajiban terhadap suaminya atau anak-anaknya yang merupakan kewajiban pertama dan tugas utamanya.
“… Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan …” (QS. an-Nur: 31)
“… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya, dan ucapkanlah perkataan yang baik” (QS. Al-Ahzab 32)
Wabillahi taufiq.
(hdn)
–
Maraji’: Fatwa-Fatwa Kontemporer, Yusuf Qaradhawi
Monday, 2 July 2012
MENUNGGU
Boleh saja pernah merasa lelah hanya untuk menunggu. Juga boleh saja
pernah merasa kesal hanya untuk menunggu. Lantas tersimpulkan seluruh
rasa dalam satu muara rasa; benci, lalu termuntahkan rasa itu dengan
lidah serapah. Bila apa yang ditunggui tak kunjung tiba.
Cukup,
dan Sebentar kita simpan rasa lelah dan benci. Dan coba tengok ke
belakang. Ada di masa itu di kala Musa AS beranjak meninggalkan kaumnya
untuk kembali membawa rahmat dan petunjuk dari Tuhan untuk kaumnya.
Dijanjikan hanya empat puluh malam saja Musa AS akan kembali dengan
rahmat dan petunjuk dari Tuhannya. Hanya satu diminta Musa As; jangan
sampai Tuhan murka kepada kalian Bani Israil. [1]
Menunggu rupanya
terlalu lelah dan payah bagi Bani israil. Belumlah sampai empat puluh
malam Musa As akan kembali, malang melintang hari-hari mereka Bani
Israil haru-biru dihura-hura dideru oleh nafsu. Ragu bila menunggu Sang
Pemandu pilihan Tuhan yang maha tahu. Lantas payah menunggu,
menyungkurkan diri mereka ke dalam kehinaan yang teramat hina.
Menjadikan diri sebagai budak-budak sebentuk seekor binatang yang tidak
lebih mulia dari seorang budak. Murka lah Tuhan dan Musa As; Kemudian
Musa As kembali kepada kaumnya dengan marah dan bersedih hati. Berkata
Musa As: “Hai kaumku, bukankah Tuhanmu telah menjanjikan kepadamu suatu
janji yang baik? Maka apakah terasa lama masa yang berlalu itu bagimu
atau kamu menghendaki agar kemurkaan dari Tuhanmu menimpamu, dan kamu
melanggar perjanjianmu dengan aku?”. [2]
Ada juga di masa itu di
kala Aisyah RA mulai merasa resah dan gelisah dengan fitnah. Setelah
satu bulan lamanya Aisyah RA hampir seakan merasa tidak mendapatkan
kelembutan dari seseorang yang tercinta, Muhammad SAW. Dia tidak tahu
kapan tiba masanya. Dia hanya menunggu meski harus terasa pilu. Menunggu
cumbu seperti masa lalu sebelum itu. Hanya berharap mimpi yang memberi
tahu. Untuk bebas dari fitnah yang membelenggu. Menunggu memang terasa
pilu. Hari-harinya penuh sendu kelabu. Bedanya, ia RA simpulkan rasa itu
dalam satu muara rasa; Allah maha tahu.
Bukan mimpi yang
ditunggui tiba agar terbebas dari fitnah. Malah Tuhan langsung memberi
kabar gembira dengan kalimat yang tersimpan istimewa pada lauhah. [3]
Akhirnya, harmoni cumbu dan cinta bersemi semula. [4]
Menunggu,
rahasianya satu; Keyakinan cinta yang menyatu. Cinta yang menyatu bagai
sungai nil dan tanah kinanah. Bagaikan Mekah dan Ka’bah. Bagaikan
mentari dan pagi. Hanya cinta yang membuat mampu bertahan berdiri
menanti. Tak peduli kini atau nanti. Tak peduli kalbu begitu rindu yang
menggebu. Cinta -lah yang merangkai tunggu menjadi rindu, merangkai
rindu menjadi asa, merangkai asa menjadi doa. Merangkai doa lebih indah
dari sekadar kata mutiara. Seperti Aisyah RA menunggu kelembutan
cintanya. Seperti alKhansa menunggu pejuang-pejuang kecilnya kembali
dari medan jihad.
Menunggu itu bukan diam tapi pekerjaan dan
bekerja. Sebab cinta tidak diam. Seperti halnya bila melukiskan wujudnya
cinta. Ada tinta yang mengukirkan katanya. Ada kata yang menuturkan
rasanya. Ada rasa yang menafsirkan maknanya. Menunggu adalah pekerjaan
terberat dari rasa cinta. Tarik-menarik antara sekian rasa. Antara rindu
dan pilu. Antara harap dan ratap. Antara cemas dan ikhlas. Antara
istiqamah dan hianah. Antara ada dan tiada.
Menunggu juga bisa
membuat hati mengeras dan membatu. Lalu pecah berkeping menjadi serakan
serapah dan fitnah. Menghancurkan keyakinan menjadi ragu. Melumatkan
iman menjadi kelabu dan layu. Seperti hati Bani Israil. Hati yang
membatu dan lebih keras dari batu. Kala menunggu sang Pemandu pilihan
Tuhan yang maha tahu kembali dari bukit Thur. Tak sanggup melebur dalam
sinar sabar yang memancar. Tersungkur dalam kufur menutur mengekor pada
seukir baqor [5] yang berkhuar. [6]
Lalu. Bila menunggu tak
kunjung tiba. Bukan cinta yang tidak menyatu karenanya. Bahkan Tuhan
hendak selalu bersama. Maka bersabarlah, “…sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar”. [7]
Dan bila menunggu tak kunjung juga
tiba, yakinlah bahwa Tuhan telah menetapkan apa yang mestinya
ditunggu-i. Bahwa Tuhan telah menetapkan Rezki. Bahwa Tuhan telah
mengikatkan sebuah nama untuk sahabat hati. Bahwa Tuhan telah menetapkan
baik dan buruk setiap makhluk.
“Dan bersabarlah dalam menunggu
ketetapan Tuhanmu. Maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami,
dan bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu ketika kamu bangun berdiri”. [8]
1 : lihat kisah Musa As as. al a’raf: 142
2 : Thoha: 86
3 : lauhah; lembaran/mushaf
4 : kisah hadis ifki. An Nur: 11
5 : baqor(arabic); sapi
6 : khuar(arabic); bersuara ; al a’raf 148
7 : al Baqarah: 153
8 : ath Thur: 48
Thursday, 28 June 2012
Bermimpi, Having Fun n Make More Friends!
Paling Males Jual Mimpi ------------------------ Semua tergantung gimana menceritakannya... Mimpi yang amat indah sekalipun akan menjadi tak menarik
kalau cara menceritakannya ga dari hati Mimpi yang paling sederhana sekalipun bisa keliatan "muluk-muluk"
bila tidak dikasih dukungan dalam bentuk pembuktian... Setiap orang pasti punya mimpi. Bener kan ya ... Bedanya, ada yang berani mengatakannya keras-keras
dan ada yang hanya menyimpan dalam hati.. biasanya karena malu atau takut gagal mungkin? Yang paling mudah adalah... dengan menceritakan apa mimpinya sendiri.
Sudah banyak juga disini yang mimpinya TERBELI
Saturday, 7 April 2012
Ija Sayang Mama
Kepada
yang tersayang.. Mamaku tercinta
Semoga
sehat selalu.. Amin!
Mama,
aku harap ALLAH senantiasa memberikan kesehatan dan yang terbaik buat mama.
Mama, setiap hari, jam, menit dan detik adalah waktu yang sepatutnya aku
persembahkan untuk mama. Mama, maafkan anakmu. Maafkan anakmu yang jarang
menanyakan kabar mama karena kesibukan. Mama, aku berjuang seperti ini demi
engkau. Aku berdiri di sini untuk esok melihat senyum di wajahmu sambil berkata
“itulah anakku yang telah sukses dengan segala usahanya”.
Memang
aku terlalu egois kalau hanya mengejar mimpi tanpa peduli bagaimana kondisi
mama. Tapi percayalah ma, ini semua tak lepas dari doa- doamu untukku. Aku
tahu, di setiap sujudmu, engkau pasti mengucap namaku. Maafkan aku mama, yang
sering kali membantah akan perintahmu. Yang tidak mempercayai segala ucapanmu,
yang selalu meremehkan petuahmu tentang kehidupan.
Aku
sadar, aku tidak mungkin seperti ini tanpa mama. Aku sadar tanpa kasih sayang
mama, aku tak mampu menjadi apapun. Dengan sabar mama merawatku, dengan sabar mama
membimbingku dan dengan sabar mama menemaniku menjalani binar-binar kehidupan.
Terkadang aku merasa terlalu dianggap anak kecil, terkadang aku merasa mama
terlalu mengekang aku, terkadang aku merasa mama jahat. Padahal aku tahu, mama
melakukan itu untuk kebaikanku.
Betapa
teganya anakmu ini, jarang bersenda gurau denganmu, menemani mama melewati hari
karena terlalu menyibukkan diri. Tapi percayalah mama, semua itu aku lakukan
demi mama, satu permintaanku, aku ingin melihat senyum di wajah mama. Walaupun
senyum mama terkadang tersembunyi di guratan wajah yang semakin lama semakin
sayu. Aku selalu menangis jika membaca atau mendengar kisah seorang mama,
banyak motivator yang memotivasi orang lain adalah dengan cara berkisah tentang
mama. Aku ingin bercerita ma, saat dulu di bangku kuliah S1, ada acara ESQ
seperti motivasi tentang spiritual, mereka mampu bercerita sampai aku menangis
tersedu- sedu. Tak lain adalah bercerita tentang MAMA. Aku ga’ mau mama pergi
terlalu cepat. Aku ga’ mau cepat kehilangan senyum di wajah mama. Aku masih
ingin membahagiakan mama.
Marahi
aku ma, pukul aku kalau aku nakal. Asal jangan biarkan aku sendiri menjalani
kehidupan ini. Aku rindu tangan lembut mama membelai rambutku. Aku selalu rindu
tangan mama menyuapiku, aku rindu nasehat-nasehat mama saat aku berbuat salah.
Aku rindu didongeng’i. Aku selalu kangen masakan mama, aku kangen mama
mengajariku mengerjakan PR, aku kangen mama menyisir dan mengikat rambutku. Aku
ingin mama selalu di sampingku, menemaniku setiap tidur. Mendengar keluh
kesahku. Mendengar bagaimana aku menuntut ilmu, bagaimana aku bentrok dengan
para sahabatku sampai bagaimana sakitnya aku ketika harus mengakhiri hubungan
dengan orang yang begitu dekat denganku.
Mama,
sekarang aku belum sukses. Aku belum mampu menghasilkan uang yang banyak. Aku
hanya punya karir kecil yang masih butuh perjuangan sambil melanjutkan kuliah
untuk mendapatkan master. Itupun untuk modal masa depanku. Maafkan aku mama,
kalau aku belum bisa memberi mama banyak baju yang bagus, membangunkan rumah
ataupun membelikan perhiasan. Aku tahu, mama tak akan meminta hal seperti itu.
Tapi aku ingin membahagiakan mama dengan memenuhi kebutuhan itu.
Mama…
doakan anakmu ini ma, agar selalu diberi kemudahan dalam menjalani kehidupan
dan diberikan yang terbaik. Aku janji ma, semua amanat mama akan aku laksanakan
sebaik- baiknya. Satu kata dari mama yang selalu aku ingat dan sampai saat ini
selalu aku lakukan adalah “Jangan takut mencoba kalau ingin sukses, nikmati
semua suka duka dengan ikhlas, selalu berdoa di setiap memulai langkah, memulai
apapun yang ingin dilakukan”
AKU
SAYANG MAMA
AKU
CINTA MAMA walaupun tak pernah terucap langsung dari bibirku.
AKU
ingin mama menemaniku sampai aku benar- benar bisa hidup sendiri.
SEMOGA
ALLAH SELALU MEMBERIKAN MAMA KESEHATAN LAHIR BATIN…
AMIN!
I
LOVE MOM :)
Pekanbaru,
2012
—
Monday, 2 April 2012
Bagaimana Menyentuh Hati
Life Skill
Oleh: Tim dakwatuna.com
Betapa senang jika kita punya banyak teman. Betapa gembira jika perkataan dan perintah kita diikuti orang lain. Ternyata kuncinya ada pada suasana qalbu kita. Sehingga Rasulullah saw. mengingatkan kita akan pentingnya menjaga hati yang bersih. Sebagaimana sabda beliau;
اَلاَ
اِنَّ فِي الجَسَدِ مُضْغَة اِذا صَلَحَتْ صَلَحَ الجَسَدُ كُلُهُ وَاِذا
فَسَدَتْ فَسَدَالجَسَدُ كُلُهُ
اَلاَ وَهِيَ القَلْبُ (روه البخاري
ومسلم)
Sungguh beruntung bagi siapapun wabilkhusus aktifis dakwah , yang mampu menata qolbunya menjadi hati yang baik, bening, jernih, bersih, dan selamat (صَلَحَتْ ).
Sungguh berbahagia dan mengesankan bagi siapapun sekiranya memiliki qolbu yang tertata, terpelihara, dan terawat dengan sebaik-baiknya. Karena selain senantiasa merasakan kelapangan, ketenangan, ketenteraman, kesejukan, dan indahnya hidup di dunia ini, pancaran kebeningan hati pun akan tersemburat pula dari indahnya setiap aktivitas yang dilakukan (صَلَحَ الجَسَدُ كُلُهُ) .
Betapa tidak, orang yang hatinya tertata dengan baik, wajahnya akan jauh lebih jernih, bagai embun menggelayut di ujung dedaunan di pagi hari yang cerah, lalu terpancari sejuknya sinar mentari pagi; jernih, bersinar, sejuk, dan menyegarkan. Tidak berlebihan jika setiap orang akan merasa nikmat menatap pemilik wajah yang cerah, ceria, penuh sungging senyuman tulus seperti ini.
Begitu pula ketika berkata, kata-katanya akan bersih dari melukai, jauh dari kata-kata yang menyombongkan diri, terlebih lagi ia terpelihara dari kata-kata riya. Subhanallah!. Setiap butir kata yang keluar dari lisannya, yang telah tertata dengan baik ini, akan terasa sarat dengan hikmah, sarat dengan makna, dan sarat akan manfaat. Tutur katanya bernash dan berharga. Inilah buah dari gelegak keinginan di lubuk hatinya yang paling dalam untuk senantiasa membahagiakan orang lain.
Hati yang bersih merupakan buah dari amal yang diperbuat seseorang. Bakr bin Abdullah Al-Muzanni, seorang tabi’in mengungkapan akan hal ini seperti dalam penuturannya;
“إذَا وَجَدْتَ مِنْ إِخْوَانِكَ جَفَاءً، فَتُبْ إلىَ اللهِ فَإِنَّكَ أَحْدَثْتَ ذَنْبًا،
وَإِذَا وَجَدْتَ مِنْهُمْ زِيَادَةَ وُدٍّ، فَذَلِكَ لِطَاعَةٍ أَحْدَثْتَهَا فَاشْكُرِ اللهَ تعالى
Jika kalian mendapati pada saudaramu kekeringan, maka segeralah bertaubat kepada Allah, karena sesungguhnya itu merupakan akibat dari dosa yang ia kerjakan. Dan apabila kalian mendapati dari mereka bertambah kasih sayang, yang demikian itu merupakan buah dari ketaatan, maka bersyukurlah kepada Allah.
Orang yang bersih hati, akal pikirannya pun akan jauh lebih jernih. Baginya tidak ada waktu untuk berpikir jelek. Apalagi berpikir untuk menzhalimi orang lain, sama sekali tidak terlintas dibenaknya. Waktu baginya sangat berharga. Mana mungkin sesuatu yang berharga digunakan untuk hal-hal yang tidak berharga? Sungguh suatu kebodohan yang tidak terkira. Karenanya dalam menjalani setiap waktu yang dilaluinya ia pusatkan segala kemampuannya untuk menyelesaikan setiap tugas hidupnya. Tak berlebihan jika orang yang bersih hati seperti ini akan lebih mudah memahami setiap permasalahan, lebih mudah menyerap aneka ilmu pengetahuan, dan lebih cerdas dalam melakukan beragam kreativitas pemikiran. Bersih hati ternyata telah membuahkan aneka solusi optimal dari kemampuan akal pikirannya. Subhanallah!
Kesehatan tubuh pun terpancari pula oleh kebeningan hati, buah dari kemampuannya menata qolbu. Detak jantung menjadi terpelihara, tekanan darah terjaga, ketegangan berkurang, dan kondisi diri yang senantiasa diliputi kedamaian. Tak berlebihan jika tubuh pun menjadi lebih sehat, lebih segar, dan lebih fit. Tentu saja tubuh yang sehat dan segar seperti ini akan jauh lebih memungkinkan untuk berbuat banyak kepada umat.
Ternyata hati yang bersih, sangat banyak manfaatnya. Apalagi kita sebagai aktifis dakwah. Aktifis dakwah yang telah tertata hatinya adalah aktifis yang telah berhasil merintis tapak demi tapak jalan ke arah kebaikan. Tidak mengherankan ketika ia menjalin hubungan dengan sesama manusia pun menjadi sesuatu yang teramat mengesankan. Hati yang bersih akan mampu menaklukan hati orang lain dan itulah wasilah dakwah kita sebelum kita menaklukan hati orang lain. Abbas As-sisi mengatakan Abbas:
كَسْبُ الْقُلُوبُ مُقَدَّم على كَسْبِ العُقُولِ
”Menaklukan hati lebih didahulukan sebelum menaklukan akalnya.”
Hati yang bersih, ibarat magnet yang dapat menarik benda-benda di sekitarnya. Akan terpancar darinya akhlak yang indah mempesona, rendah hati, dan penuh dengan kesantunan. Siapapun yang berjumpa dengannya akan merasakan kesan yang mendalam, siapapun yang bertemu dengannya akan memperoleh aneka manfaat kebaikan, bahkan ketika berpisah sekalipun, orang seperti ini menjadi buah kenangan yang tak mudah dilupakan. Dan tentunya bagi seorang aktifis dakwah, hati yang bersih merupakan modal untuk dapat menaklukan hati-hati manusia untuk diajak ke jalan yang benar yang kemudian digiring bersama-sama untuk berjuang di jalan Allah swt.
Penting bagi setiap aktifis dakwah untuk mentadabburi hadits Rasul saw. berikut ini;
الْأَرْوَاحُ جُنُودٌ مُجَنَّدَةٌ فَمَا تَعَارَفَ مِنْهَا ائْتَلَفَ وَمَا تَنَاكَرَ مِنْهَا اخْتَلَفَ
(رواه البخاري ومسلم)
”Ruh-ruh itu bagaikan prajurit yang selalu bersiap siaga. Maka siapa yang mengenalnya ia akan bersatu dan jika tidak mengenalnya akan berpecah.” (HR. Bukhori Muslim)
Subhanallah!, lebih dari semua itu, kebersihan hati pun ternyata dapat membuat hubungan dengan Allah swt. menjadi luar biasa membawa manfaat. Dengan berbekal keyakinan yang mendalam, mengingat dan menyebut-Nya setiap saat, meyakini dan mengamalkan ayat-ayat-Nya, membuat hatinya menjadi tenang dan tenteram. Konsekuensinya, dia pun menjadi lebih akrab dengan Allah, ibadahnya lebih terasa nikmat dan lezat. Begitu pula doa-doanya menjadi luar biasa mustajab. Mustajabnya doa tentu akan menjadi solusi bagi persoalan-persoalan hidup yang dihadapinya. Dan yang paling luar biasa adalah karunia perjumpaan dengan Allah Azza wa Jalla di akhirat kelak, Allahu Akbar. Allahu a’lam.
Just Share : Memaknai Hadist Nabi SAW
عنْ
أبِيْ هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – عَنِ النَّبِيِّ – صَلّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلّمْ – قَالَ: تُنْكَحُ المَرْأةُ لِأَرْبَعٍ: لمِالِهَا،
وَلِحَسَبِهَا،
وَلِجَمَالِهَا، وَلِدِيْنِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاك1
Dari Abu Hurairah – rhadiyallahu anhu – dari Nabi Muhammad SAW, beliau berkata: “Seorang perempuan dinikahi karena empat perkara, karena hartanya, karena kedudukannya, karena kecantikannya, (atau) karena agamanya. Pilihlah yang beragama, maka kau akan beruntung, (jika tidak, semoga kau) menjadi miskin”.
Sekilas Tentang Periwayat hadits:
Beliau adalah salah seorang sahabat yang terpandang, masuk Islam pada hari Khaibar, ikut berperang bersama Nabi saw pada saat itu, kemudian sering menemani beliau saw untuk menuntut ilmu darinya.
Beliau dijuluki Abu Hurairah karena pada suatu siang, Rasulullah saw melihatnya tengah berjalan dengan membawa kucing di lengan bajunya, maka kemudian Rasulullah saw berkata padanya “Kamu adalah Abu Hurairah”[2].
Ulama berbeda pendapat mengenai nama aslinya, karena beliau sudah terkenal dengan nama Abu Hurairah. Boleh jadi pada masa jahiliyah dulu beliau punya nama jahiliyah seperti Abdu-syams (Hamba matahari), maka kemudian Rasulullah saw menamainya dengan Abdullah atau Abdurrahman.
Abu Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits dari Nabi Muhammad saw. Riwayat darinya mencapai 5.374 hadits yang dikeluarkan oleh Bukhari. Salah satu faktor yang membuat beliau banyak meriwayatkan dengan masa yang terbatas bersama Rasulullah adalah karena beliau meninggalkan segalanya semata-mata untuk mengambil hadits dari Rasulullah saw, karenanya Abu Hurairah senantiasa hadir di majelis Rasul saat yang lain tidak hadir, beliau juga mendengar saat yang lain tidak mendengar. Selain itu juga Rasulullah saw pernah mendoakannya supaya mudah dan cepat menghafal, maka kemudian doa Rasul pun dikabulkan Allah swt.
Penjelasan:
(تُنْكَحُ المَرْأةُ لِأَرْبَعٍ), Seorang perempuan dinikahi karena tiga perkara. An nikah dalam bahasa Arab dapat berarti dua makna: Bersetubuh, atau akad. Namun dalam hadits ini makna yang tepat adalah kehendak untuk berakad (mengucapkan perjanjian), karena dengan akad tersebut semuanya menjadi halal (boleh bersetubuh).
(لِأَرْبَعٍ), karena empat perkara. Wanita itu ingin dinikahi oleh seorang pria karena empat alasan, jika tidak karena hartanya, pasti karena kedudukannya, atau karena kecantikannya, atau karena agamanya. Demikianlah pada umumnya, seseorang tidak terlepas dari keempat hal ini ketika hendak menikahi wanita, karena keempat hal ini adalah sesuatu yang memang dimaksudkan oleh setiap orang untuk diperoleh.
(لمَِالِهَا), karena hartanya. Harta adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh manusia, dan segala sesuatu yang bisa dimanfaatkan dan juga bernilai, seperti emas, perak, mobil, kuda, hewan ternak dan lain sebagainya. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada dari sebagian lelaki yang memilih pasangan dengan menempatkan harta sebagai kriterianya. Dia tidak ingin menikah kecuali dengan seorang wanita yang berpunya atau kaya raya. Lelaki seperti ini adalah lelaki yang kehilangan kegentleannya, dan hilang kemaskulinannya.
Memilih wanita dengan melihat kekayaannya saja adalah sebuah kesalahan besar, kenapa? Karena wanita kaya tersebut boleh jadi shalihah atau tidak shalihah. Jika shalihah, beruntunglah lelaki yang memilihnya, namun pada umumnya yang terjadi tidak seperti itu, dalam kenyataan, berapa banyak seorang lelaki yang menikah dengan wanita kaya “tak beragama” kemudian wanita tersebut – karena merasa semua harta adalah miliknya – lantas menyepelekan sang suami, angkuh, dan tak mau taat kepada suaminya?
Di dalam Al-Quran jelas dinyatakan bahwa lelaki adalah qowwam atas perempuan yang berarti pelindung atau pemimpin. Status ini bagi laki-laki bukan sebuah kemuliaan tapi sebuah tanggung jawab, artinya setiap laki-laki bertanggung jawab untuk melindungi dan memimpin istrinya. Sekarang jika sang istri sombong dan angkuh, tidak mau diperintah, dan sang suami lemah tidak berdaya menghadapi keangkuhan istrinya, ini berarti laki-laki tersebut tidak bertanggung jawab terhadap amanah yang dipikulnya sebagai nahkoda bahtera rumah tangga. Pantaskah disebut lelaki? Atau banci?
Dari Ibnu Majah, dari Umar, hadits marfu’, bahwasanya Rasulullah saw pernah berkata: “Janganlah kalian menikahi perempuan karena keelokannya, karena boleh jadi keelokannya itu akan binasa, jangan pula kalian menikahi perempuan karena hartanya, karena boleh jadi hartanya itu akan membuatnya berlaku angkuh/sombong/melampaui batas, tapi nikahilah seorang wanita karena agamanya, dan (ketahuilah) bahwa budak wanita yang hitam legam namun beragama lebih baik.”[3]
(وَلِحَسَبِهَا), dan karena kedudukannya. Hasab adalah reputasi yang berpengaruh bagi seseorang atau orang tuanya, adapun yang terkait asal-usul keluarga dinamakan nasab. Ada yang mengatakan bahwa hasab adalah harta itu sendiri, namun ini keliru, karena harta telah disebutkan di dalam hadits. Jika hasab adalah harta, lantas apa fungsi huruf wau (huruf ‘athaf) yang berarti “dan”? Adanya pemisahan oleh huruf “dan” menunjukkan perbedaan, seperti ketika kita berkata “Saya makan dan saya minum” dapat diketahui bahwa makan bukan minum begitu pula sebaliknya.
Para ulama memakruhkan seseorang untuk menikah dengan yang tidak dikenal asal-usulnya, tidak dikenal siapa ayahnya, dikhawatirkan asal-usulnya tidak baik, karena umumnya perangai seorang wanita tidak jauh dari induknya.
(جَمَالِهَا), karena kecantikannya. Manusia telah diciptakan dengan fitrah menyukai segala sesuatu yang indah, elok dan cantik. Sebaik-baik perempuan adalah yang membuat suaminya bergembira ketika memandangnya karena keelokan dan pesona wajahnya.
Tidak mengapa seseorang menyukai seorang wanita karena wanita tersebut cantik, yang tidak pantas adalah menyukai seorang wanita hanya karena kecantikannya. Dapat dibedakan? Jika yang pertama berarti kita menyukai wanita karena memang wanita itu cantik, namun kita juga memandangnya dari sisi lain; apakah wanita tersebut baik perangai dan akhlaqnya? Apakah wanita tersebut berhijab? Dan lain sebagainya, sehingga pertanyaan-pertanyaan ini bisa menjadi pertimbangan lain setelah kecantikan. Yang kedua, adalah ketika seseorang tidak mempertimbangkan sesuatu dari seorang wanita selain kecantikan, bila ada kecantikan pada parasnya, maka itu sempurna, tanpa perlu menimbang agama dan lain sebagainya. Kondisi seperti inilah yang sangat tidak dianjurkan.
Memandang seorang wanita hanya dari kecantikannya adalah hal yang akan terasa tidak bergunanya di kemudian hari, karena boleh jadi wanita cantik tersebut malah menyusahkan kita, tidak dapat mendidik anak, menyebarkan aib suami, suka ghibah, dan boleh jadi kecantikannya tersebut dipergunakan untuk menggoda lelaki lainnya selain suaminya. Sungguh, kecantikan adalah fitnah jika tidak dibarengi dengan agama. Semakin jauh usia pernikahan melaju, kecantikan/kegantengan pun akan semakin ditinggalkan, yang tersisa di kemudian hari adalah perangai dan akhlaq. Jika kecantikan habis dilekang zaman, maka agama dengan makna yang sebenarnya lah yang akan bertahan. Jika seorang wanita tidak memiliki agama, lalu apa yang dapat dibanggakan setelah kecantikan? Ternyata pernikahan bukan soal kesenangan dan kebanggaan belaka, dalam pandangan Islam, pernikahan lebih ke rancangan masa depan yang gemilang. Kesenangan dan kebanggaan akan sirna seiring dengan sirnanya sesuatu yang dibanggakan dan disukai tersebut, karena itu, jadikanlah kesenangan dan kebanggaan terhadap sesuatu yang tidak lekang dimakan zaman!
Masa depan yang gemilang adalah ketika pernikahan benar-benar menjadi berkah bagi sepasang anak manusia tersebut. Cinta tetap tersemi walau usia pernikahan sudah senja, anak-anak shalih dan shalihah, dan hal indah lain yang dapat dibayangkan oleh setiap muslim.
Syaikh Khatib berkata:
Hati-hati dengan kecantikan
Ditempat penuh kejelekan
Kalaupun parasnya memesona
Pudarnya ada di perangainya
Apakah artinya kecantikan?
Kalau bergaun keburukan?
(وَلِدِيْنِهَا), karena agamanya. Agama di sini maksudnya adalah ketaatan bukan sekedar penampilan luar, namun bukan berarti tidak berhijab juga tidak apa-apa asal shalihah (baik perangainya). Berhijab merupakan setengah ketaatan, setengahnya lagi adalah perilaku, artinya, seorang wanita yang tidak berhijab tidak dinilai beragama dalam pandangan syara, karena ketaatannya kurang, walaupun wanita tersebut baik akhlaq dan perilaku kesehariannya.
Kenapa penyebutan agama dalam hadits diakhirkan, padahal agama sendiri adalah sesuatu hal terpenting yang harus diutamakan ketika memilih calon istri? Karena kenyataannya, sedikit saja orang yang memilih wanita lantaran agamanya.
Rasulullah saw bersabda “Tidak ada hal yang paling bermanfaat bagi seorang mukmin setelah taqwa kepada Allah selain wanita shalihah, jika diperintah, ia menaatinya, jika dipandang, ia membuatnya bahagia/senang, jika bersumpah, ia memenuhi sumpahnya, jika ditinggal suaminya, ia menjaga diri dan harta suaminya.”[4]
Rasulullah saw bersabda “Barang siapa yang Allah beri rizki wanita shalihah, maka sungguh Allah telah menolongnya untuk menyempurnakan setengah agamanya, maka takutlah kepada Allah (dalam memenuhi) setengahnya lagi.”[5]
(فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ), Pilihlah yang beragama, maka kau akan beruntung. Maknanya adalah, barang siapa yang menikah dengan seorang wanita yang beragama, maka sungguh ia telah beruntung, maka jagalah dia dengan baik. Kenapa dikatakan beruntung? Pertama, wanita yang beragama dengan makna yang sebenarnya tidak mungkin membangkang perintah suaminya (tentunya perintah yang tidak bertentangan dengan perintah Allah), dan karenanya suaminya merasa senang. Kedua, wanita yang beragama tidak mungkin berhias untuk selain suaminya, dan karenanya, ia akan senantiasa tampil menarik di rumah, dengan demikian sang suami akan tetap mencintainya. Dan masih banyak lagi keuntungan-keuntungan lainnya.
(تَرِبَتْ يَدَاكْ), (jika tidak, semoga kau) menjadi miskin. Makna dari تَرِبَتْ يَدَاكْ adalah ungkapan doa kefakiran terhadap seseorang yang menemukan wanita beragama namun lebih memilih wanita yang cantik atau dari keturunan ningrat, atau kaya raya walaupun tidak beragama. Ada yang mengatakan bahwa تَرِبَتْ يَدَاكْ doa agar seseorang diberi kekayaan, namun hal ini tidak dapat diterima, karena Rasulullah tidak menyetujui sikap yang demikian (seorang lelaki yang lebih memilih wanita kaya ketimbang beragama). Jadi makna yang tepat adalah makna awal.
Dengan adanya ungkapan ini seolah Rasulullah benar-benar memotivasi seseorang untuk memilih pasangan hidupnya dengan selalu meninjau agama sebelum yang lainnya.
Jika seorang lelaki memilih wanita karena empat perkara di atas, begitu pula semestinya seorang wanita ketika memilih lelaki, hendaknya agama selalu dijadikan hal utama yang perlu ditinjau.
[1] البخاري ج 3 ص 161 ومسلم ج 10 ص 51.
[2] Hurairah = Anak Kucing/kucing kecil. Abu Hurairah = Bapaknya Anak Kucing.
[3] Ibnu Majah Jilid 1 halaman 594.
[4] Ibnu Majah Jilid 1 Hal. 59 dengan sanad dhoif dan memiliki banyak syawahid yang memperkuatnya.
[5] Al mustadrak jilid 2 Hal. 162.
Sumber : dakwatuna.com
Tuesday, 27 March 2012
Mitsaqan ghalizha
“Mitsaqan ghalizha”, perjanjian yang berat. Dari
seluruh perjanjian antara Allah dengan manusia, hanya tiga yang disebut Allah sebagai “Mitsaqan Ghalizha.”
Pertama, Perjanjian Allah dengan Bani Israil. “Dan kami angkat keatas kepala mereka bukit Thursina untuk menerima perjanjian yang telah kami ambil dari mereka dan kami perintahkan kepada mereka: masukilah pintu gerbang itu sambil bersujud. Dan kami perintahkan pula kepada mereka: janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu. Dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang berat, mitsaqan ghalizha.” (An-Nisa: 154). Apa yang terjadi ketika sebagian mereka melanggar perjanjian berat ini? Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya telah kalian ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu. Lalu Kami berfirman kepada mereka: jadilah kamu kera yang terhina.” (Al-Baqarah: 65)
Kedua, Tuhan menyebut Mitsaqan Ghalizha ketika berbicara tentang perjanjian Dia dengan para utusan-nya yang mulia. Tuhan membuat perjanjian bukan hanya dengan para Nabi As, tetapi secara khusus dengan Nabi-nabi besar yang dikenal sebagai Ulul Azmi. Ia bersabda, “Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian dari Nabi-nabi dan dari engkau sendiri, dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang berat, Mitsaqan Ghalizha.” (Al Ahzab: 7)
Ketiga, Tuhan menyebut akad nikah antara dua orang anak manusia sebagai mitsaqan Ghalizha. Tuhan menegur suami-suami yang berbuat zalim, yang merampas hak istrinya dengan berfirman, “Bagaimana kalian akan mengambilnya kembali, padahal kalian sudah berhubungan satu sama lain sebagai suami istri. Dan para istri kalian sudah melakukan dengan kalian perjanjian yang berat, mitsaqan Ghalizha.” (An-nisa: 21)
Karena itu wahai putra putriku, akad nikah yang anda lakukan adalah sebuah perjanjian yang sama beratnya dengan perjanjian Bani Israil dengan bukit yang berganung diatas kepala mereka, sama agungnya dengan perjanjian para Rasul dihadapan Allah SWT. Bila anda melanggar perjanjian ini, seperti Bani Israil, Tuhan akan mengutuk anda menjadi kera yang hina dina. Bila anda memikul perjanjian ini dengan tulus, Tuhan akan memuliakan anda dan menekan anda berdua dalam lingkungan para kekasihNya, sebagaimana Tuhan memuliakan para Rasul as dan mencintai mereka.
Setiap mitsaqan Ghalizha mengandung misi yang mulia. Bani Israil diharuskan menjalankan hokum-hukum TUhan dalam perjuangan mereka menuju negeri idaman, para Nabi as diperintahkan untuk memimpin umat manusia dalam perjalanan mereka menuju Tuhan, lalu apa yang harus dilakukan suami istri dalam pelayaran mereka di samudra kehidupan? Tuhan berfirman, “Dan diantara tanda-tanda keagungan Allah ialah Dia menciptakan untuk kalian dari jenis kalian juga pasangan-pasangan kamu supaya kamu hidup tentram bersamanya dan Tuhan menjadikan diantara kamu cinta dan kasih saying. Sesungguhnya pada hal yang demikian itu ada tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir.” (Ar-Rum :21)
Walhamdulillahi Robbil alamin.
Pertama, Perjanjian Allah dengan Bani Israil. “Dan kami angkat keatas kepala mereka bukit Thursina untuk menerima perjanjian yang telah kami ambil dari mereka dan kami perintahkan kepada mereka: masukilah pintu gerbang itu sambil bersujud. Dan kami perintahkan pula kepada mereka: janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu. Dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang berat, mitsaqan ghalizha.” (An-Nisa: 154). Apa yang terjadi ketika sebagian mereka melanggar perjanjian berat ini? Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya telah kalian ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu. Lalu Kami berfirman kepada mereka: jadilah kamu kera yang terhina.” (Al-Baqarah: 65)
Kedua, Tuhan menyebut Mitsaqan Ghalizha ketika berbicara tentang perjanjian Dia dengan para utusan-nya yang mulia. Tuhan membuat perjanjian bukan hanya dengan para Nabi As, tetapi secara khusus dengan Nabi-nabi besar yang dikenal sebagai Ulul Azmi. Ia bersabda, “Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian dari Nabi-nabi dan dari engkau sendiri, dari Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa putra Maryam, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang berat, Mitsaqan Ghalizha.” (Al Ahzab: 7)
Ketiga, Tuhan menyebut akad nikah antara dua orang anak manusia sebagai mitsaqan Ghalizha. Tuhan menegur suami-suami yang berbuat zalim, yang merampas hak istrinya dengan berfirman, “Bagaimana kalian akan mengambilnya kembali, padahal kalian sudah berhubungan satu sama lain sebagai suami istri. Dan para istri kalian sudah melakukan dengan kalian perjanjian yang berat, mitsaqan Ghalizha.” (An-nisa: 21)
Karena itu wahai putra putriku, akad nikah yang anda lakukan adalah sebuah perjanjian yang sama beratnya dengan perjanjian Bani Israil dengan bukit yang berganung diatas kepala mereka, sama agungnya dengan perjanjian para Rasul dihadapan Allah SWT. Bila anda melanggar perjanjian ini, seperti Bani Israil, Tuhan akan mengutuk anda menjadi kera yang hina dina. Bila anda memikul perjanjian ini dengan tulus, Tuhan akan memuliakan anda dan menekan anda berdua dalam lingkungan para kekasihNya, sebagaimana Tuhan memuliakan para Rasul as dan mencintai mereka.
Setiap mitsaqan Ghalizha mengandung misi yang mulia. Bani Israil diharuskan menjalankan hokum-hukum TUhan dalam perjuangan mereka menuju negeri idaman, para Nabi as diperintahkan untuk memimpin umat manusia dalam perjalanan mereka menuju Tuhan, lalu apa yang harus dilakukan suami istri dalam pelayaran mereka di samudra kehidupan? Tuhan berfirman, “Dan diantara tanda-tanda keagungan Allah ialah Dia menciptakan untuk kalian dari jenis kalian juga pasangan-pasangan kamu supaya kamu hidup tentram bersamanya dan Tuhan menjadikan diantara kamu cinta dan kasih saying. Sesungguhnya pada hal yang demikian itu ada tanda-tanda bagi orang-orang yang berpikir.” (Ar-Rum :21)
Walhamdulillahi Robbil alamin.
Tulang Rusuk Mengenali Siapa Pemiliknya
Hawa Mengenali Adam: Tulang Rusuk Mengenali Siapa Pemiliknya
dia
sebuah nama yang belum tereja
dia
sebuah rupa yang belum tersketsa
dia
sebuah sosok yang entah dimana
dia
calon nahkoda
sebuah biduk rumah tangga
dia
kuyakin ada
karna hati yang merasa
Rabbana
Jaga ia di manapun berada
Mudahkan langkahnya
Tunjukkan jalannya
Luruskan niatnya
Bulatkan tekadnya
Mantapkan hatinya
Berkahilah rizkinya
Hingga akhirnya
KAU pertemukan aku dengannya
Dalam suatu ikatan suci nan mulia
Mitsaqan ghalizha
sebuah nama yang belum tereja
dia
sebuah rupa yang belum tersketsa
dia
sebuah sosok yang entah dimana
dia
calon nahkoda
sebuah biduk rumah tangga
dia
kuyakin ada
karna hati yang merasa
Rabbana
Jaga ia di manapun berada
Mudahkan langkahnya
Tunjukkan jalannya
Luruskan niatnya
Bulatkan tekadnya
Mantapkan hatinya
Berkahilah rizkinya
Hingga akhirnya
KAU pertemukan aku dengannya
Dalam suatu ikatan suci nan mulia
Mitsaqan ghalizha
“Sejak diturunkan ke bumi, Hawa terus memikirkan Nabi Adam. Bagaimana
keadaannya sekarang? Apa ia sanggup hidup sendirian di bumi ini? Hawa
bertekad untuk bertemu Nabi Adam. Hawa terus berjalan menyusuri bumi.
Sesekali ia beristirahat sambil makan buah-buahan. Ia terus berdoa
kepada Allah agar segera dipertemukan dengan Nabi Adam. Hawa tiba di
sebuah padang pasir dan bukit yang sangat gersang. Ia sudah sangat
kelelahan dan hampir putus asa. Kemudian ia berdoa kepada Allah dengan
sangat khusyuk. Rupanya Allah mengabulkan doanya. Hawa melihat sosok
yang sangat ia kenali. Ia adalah Nabi Adam. Hawa memanggil Nabi Adam dan
Nabi pun memanggil Hawa dengan penuh kerinduan. Inilah saat yang paling
membahagiakan bagi mereka.”
Itulah sepenggal kisah tentang pertemuan Adam dan
Hawa di bumi dalam buku “Ensiklopedia Kisah Al-Qur’an” terbitan Gema
Insani Press. Mungkin kisah ini pun menggambarkan manusia pada umumnya.
Tabiat perempuan yang peduli tergambar jelas dalam penggalan cerita di
atas. Hawa terus memikirkan Nabi Adam dan ingin segera bertemu dengan
Nabi Adam. Apa alasannya? Ternyata, bukan karena sekadar melepas rindu
dirinya pada Adam, tapi lebih memikirkan bagaimana keadaan Nabi Adam
sekarang? Apakah Adam sanggup hidup sendiri di bumi? Hawa tak memikirkan
dirinya sendiri. Itulah sifat dasar perempuan, ketika memutuskan
sesuatu ia selalu mempertimbangkan orang lain bukan hanya kepentingan
dirinya sendiri.
Ya, karena Allah menciptakan Hawa untuk menemani
Adam ketika di syurga. Allah tahu bahwa Adam tak bisa hidup sendiri.
Walaupun dengan kenikmatan-kenikmatan syurga yang telah ia dapatkan,
tetap saja seorang Adam membutuhkan teman. Maka, Allah ciptakan Hawa
dari tulang rusuk Adam untuk menemani Adam di syurga.
Ketika
diturunkan ke bumi dan mereka berpisah, maka naluri masing-masing pasti
akan saling mencari. Dan dalam pencarian di sini digambarkan secara
jelas kekhawatiran Hawa akan kondisi Adam di bumi: sanggupkah Adam hidup
sendirian?
Hawa pun terus berusaha menelusuri bumi demi bertemu
Adam. Uniknya, di buku ini tak diceritakan bagaimana usaha Adam
menemukan Hawa, tapi lebih kepada bagaimana usaha Hawa menemukan Adam.
Pastinya tak bisa dipungkiri juga bahwa tentunya Adam pun berusaha keras
untuk bertemu dengan Hawa karena di syurga yang penuh kenikmatan saja
Adam membutuhkan seorang teman, bagaimana dengan ketika di bumi yang
berbeda jauh dari segi kenikmatan di syurga? Tentu Adam sangat
membutuhkan seorang teman terlebih ketika berada di bumi. Dan tentunya
ada rasa kehilangan ketika Hawa yang biasanya menemaninya di syurga tak
ada di sisinya.
Memang agak sedikit berbeda, penggambaran
pertemuan itu diangkat dari sisi Hawa yang berusaha bertemu Adam. Tak
diceritakan pencarian seorang Adam namun lebih ditekankan pada pencarian
seorang Hawa yang menunjukkan rasa pedulinya pada Adam. Hawa terus
berjalan, beristirahat, berdoa di tengah lelah. Hingga akhirnya di
tengah lelah yang begitu sangat dan dalam kondisi hampir putus asa, di
gurun pasir yang panas dan gersang, doa khusyuknya dikabulkan Allah dan
dipertemukanlah ia dengan sosok yang ia kenal. Ya, ternyata Hawa-lah
yang mengenali Adam lebih dulu ketika bertemu. Sungguh, tulang rusuk
mengenali siapa pemiliknya.
Mungkin akan terlontar pertanyaan
begini: “Nabi Adam dan Hawa itu kan cuma dua-duanya manusia di bumi.
Jadi ketika bertemu mudah untuk saling mengenali. Lantas bagaimana
dengan kita yang jumlah penduduk bumi sudah sekian milyar banyaknya?
Bagaimana kita bisa tahu bahwa dialah tulang rusuk kita (bagi laki-laki)
atau dialah pemilik tulang rusuk ini (bagi perempuan)?
Di sinilah
letak proses ta’aruf itu berperan. Tentunya ta’aruf yang syar’i, bukan
sekadar kata ta’aruf namun jauh nilai-nilainya dari sebuah proses
ta’aruf. Ta’aruf lah ajang saling mengenal yang [katanya] akan terasakan
di sana siapa tulang rusuk atau pemilik tulang rusuk kita.
Mari
kutunjukkan kisah dua orang akhwat. Ada seorang akhwat yang merasa klop
dengan seorang ikhwan, merasa saling cocok, hingga akhirnya mereka
memutuskan untuk ta’aruf. Dalam proses ta’aruf, ternyata istikharah sang
akhwat tak mantap dan ada keraguan di sana. Ta’aruf pun kandas di
tengah jalan. Awalnya sebelum ta’aruf, sang akhwat menganggap bahwa
ikhwan itulah pemilik tulang rusuknya. Tapi ternyata, setelah ta’aruf,
bukan ikhwan itu pemilik tulang rusuknya.
Qadarullah, sang akhwat
dipertemukan dengan seorang ikhwan yang belum pernah dikenal dan
dipertemukan dalam sebuah proses ta’aruf. Sang akhwat pun mantap, tak
ada keraguan sedikit pun dalam istikharahnya. Akhirnya, mereka menikah.
Satu
lagi, ada seorang akhwat yang memblacklist seorang ikhwan untuk menjadi
calon suaminya karena merasa tidak cocok secara karakter. Namun
ternyata sang ikhwan berkeinginan untuk ta’aruf dengan sang akhwat.
Awalnya sang akhwat menolak untuk berta’aruf dengan sang ikhwan. Atas
nasihat sang guru ngaji dan istikharah beberapa kali, sang akhwat pun
mencoba untuk berta’aruf dengan ikhwan yang dimaksud. Hingga akhirnya,
mereka menikah.
Terlihat jelas bukan? Bahwa memang hanya sebuah
proses ta’aruf yang syar’i-lah yang bisa mendatangkan petunjuk Allah.
Dan sebaik-baik petunjuk itu adalah petunjukNYA.
Ada sebuah penggalan dalam artikel yang pernah dibaca:
“Kalau
kita tidak mau mencoba ta’aruf, bagaimana mungkin kita tahu ia jodoh
kita atau bukan. Kalau kita ta’aruf, kita akan tahu. Jika berhasil,
berarti jodoh. Kalau belum berhasil, berarti belum jodoh. Iya, kan?!”
Jadi,
memang benar, kita takkan pernah tahu siapa jodoh kita di dunia, kita
takkan pernah tahu siapa pemilik tulang rusuk kita (bagi perempuan),
atau siapa tulang rusuk kita yang belum ditemukan (bagi laki-laki),
sebelum proses ta’aruf. Dari proses ta’aruflah, Allah memberikan
petunjukNYA, menunjukkan siapa yang terbaik untuk kita.
So, buat
para ikhwan yang sedang merasa seseorang itu sebagai tulang rusukmu,
cobalah ta’aruf dulu. Baru kamu bisa bilang kalau dia tulang rusukmu
atau bukan setelah proses ta’aruf. Dan tentunya disertai musyawarah dan
istikharah. Dua hal inilah yang tak boleh ditinggalkan ketika proses
ta’aruf.
Dan buat para akhwat yang berkali-kali gagal dalam proses
ta’aruf, yakinlah memang mungkin belum saatnya dipertemukan dengan
pemilik tulang rusukmu. Bersabarlah dan teguhkanlah kesabaranmu. Insya
Allah semua kan indah pada waktunya.
Pada akhirnya, sebaik-baik
jodoh adalah jodoh di akhirat, jodoh yang kekal. Namun sejatinya kita
takkan pernah tahu siapa jodoh kita di akhirat. Karena belum tentu jodoh
di dunia juga otomatis jodoh di akhirat. Maka yang bisa diikhtiarkan
saat ini adalah mencari jodoh di dunia untuk membawanya menjadi jodoh di
akhirat pula.
“Ya Allah Ya Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami
nikmat di dunia dan juga nikmat di akhirat. Dan jauhkanlah kami dari
siksa api neraka…”
Aamiin…
Tuesday, 14 February 2012
GALAU (God Always Listening Always Understanding)
Sahabat, ada yang pernah mendengar kata “galau”? Seringkali kita
mendengar kata galau di lingkungan kita, coba sahabat ingat-ingat. Atau
sahabat sekarang bisa buka Facebook, kemungkinan kata galau akan muncul
menghiasi beranda Facebook kita. Siapa yang mempopulerkan kata ini, saya
kurang tahu. Tetapi hampir semua kalangan rasa-rasanya pernah
menggunakan kata ini, paling tidak akhir-akhir ini.
Selanjutnya
saya ingin bertanya kepada sahabat, adakah di antara sahabat yang sering
merasa galau? Sepertinya tak usah bertanya pun saya tahu bahwa sahabat
semua pernah merasakannya, bahkan sampai mengungkapkan kegalauannya di
status Facebook, entah langsung memamerkan kata galau atau dengan
kalimat yang menyatakan kegalauan sahabat.
Memang sebenarnya arti
kata galau itu apa ya? Saya mengajak sahabat memahami kata ini dengan
melihat kisah orang-orang yang katanya galau yang pernah saya temukan.
Ada
seorang mahasiswa terlihat sedang duduk di lobi kampus, tak jelas
sedang apa, kerjanya garuk-garuk kepala, kelihatannya ia sedang menunggu
jam kuliah kedua. Kadang ia duduk lalu berdiri kemudian duduk lagi.
Atau ia mondar-mandir ke ruang kuliah dan balik lagi ke lobi. Sesaat
saya mendengar salah seorang temannya bertanya, “Kenapa sih loe?” si
mahasiswa pun menjawab, “Galau gw.”
Di lain waktu saya mengamati
dari kejauhan seorang wanita melamun saja di taman, dari pagi sampai
dzuhur saya lihat dia masih diam sendirian, ketika ia pergi, saya pun
menyambangi tempat duduknya dan melihat secarik kertas yang sudah penuh
coretan wanita tadi, terseliplah di situ kata galau.
Setelah
mahasiswa dan seorang wanita, ternyata saya kembali melihat hal yang
menarik dan membuat saya semakin penasaran dengan kata galau. Saat
mengadakan rapat organisasi, masing-masing peserta rapat harus
memberikan usul dan pendapat, namun ketika salah seorang teman saya
diberi kesempatan akan hal itu, ia menolak bicara dan diam seribu
bahasa, hanya satu kalimat yang ia katakan, “Maaf saya lagi galau,”
Seketika itu juga seluruh peserta rapat ingin mengetahui apa gerangan
yang menyebabkan hal itu terjadi. Akhirnya ia pun menjelaskan masalah
yang sedang ia hadapi. Ia bingung harus bagaimana menceritakan kepada
orang tuanya tentang nilai ujian semesternya yang terbilang rendah.
Sahabat,
dari tiga peristiwa tadi kita dapat menyimpulkan makna galau yang beken
di masyarakat. Galau bermakna perasaan yang tidak jelas, kebingungan,
putus asa, atau tidak mood. Tetapi apa benar itu maknanya? Ketika saya
googling, ternyata makna galau lebih mengarah kepada suatu perasaan yang
tidak jelas dikarenakan oleh orang lain.
Namun ternyata di
masyarakat kata galau sering digunakan pada perasaan-perasaan negatif,
seperti tidak mood, putus asa, bingung, bimbang, dan banyak lagi.
Terlepas
dari semua pemaknaan tentang kata galau dan terlepas dari bagaimana
sahabat semua mendefinisikan kata galau, intinya galau menyatakan
perasaan negatif terjadi pada diri sahabat. Iya negatif thinking sedang
menyelimuti seluruh tubuh sahabat.
Sahabat, mari mengubah
pandangan hidup kita terhadap suatu kejadian yang menimpa kita, terlebih
kejadian yang tidak mengenakkan. Saya yakin sahabat pernah mengalami
hal-hal yang tidak mengenakkan dalam hidup ini bahkan efek dari kejadian
tersebut membuat sahabat putus asa, lebih jauh lagi banyak sahabat kita
yang meninggalkan Sang Pencipta karena berpikir bahwa ia tidak
mendapatkan keadilan hidup di bumi ini.
Benarkah seperti itu? Jawabannya tidak. GALAU, God Always Listening Always Understanding.
Be
positif thinking friends…. Allah mengetahui apa yang hambanya butuhkan,
cobalah ingat apa yang pernah kita inginkan dulu. Cobalah ingat apa
yang pernah kita minta dalam doa, tak pernahkah terkabul?
Ayo
buang prasangka negatif dalam diri kita, bagaimanapun keadaan kita.
Karena perasaan negatiflah yang membawa lesunya tubuh kita untuk
bergerak, malasnya otak kita berpikir, sampai putus asa tak mencari ide,
atau bisa-bisa bunuh diri. Lihatlah orang-orang yang menyatakan dirinya
galau, mereka lesu, tak semangat, tak jelas apa yang dikerjakan.
Sebegitu tak produktif dan hanya membuang waktu.
Sekarang cobalah
memaknai galau dalam bingkai positif thinking, God Always Listening
Always Understanding. Saya yakin sahabat akan bersemangat menjalani
hidup ini, sahabat akan menjadi manusia luar biasa yang tak pernah putus
asa walaupun dalam keadaan susah, walaupun dalam keadaan terjepit.
Entah karena ekonomi sulit atau permasalahan lainnya. Dan yang
terpenting sahabat akan menjadi lebih dekat dengan Allah karena sahabat
berprasangka baik terhadap-Nya.
Seperti sebuah kisah seorang
tukang ojek yang mampu menyekolahkan anaknya sampai menjadi Sarjana. Ia
membeberkan rahasianya, kenapa ia bisa seperti itu. Jawabannya, “Biasa
aja mas, saya hanya ngojek tiap hari dan berapa pun penghasilannya saya
selalu bersyukur karena masih dapat uang. Malam hari saya berdoa agar
besok diberi rezeki, seperti itu setiap hari. Dan ketika saya memang
sedang butuh uang, pasti tarikan banyak mas, tapi ketika kebutuhan biasa
saja, ya tarikan ga rame juga, emang Allah maha tau.”
Semua telah
ada yang mengatur, tak perlu lagi kesedihan menghiasi kegagalan kita,
tak perlu lagi kebimbangan mewarnai langkah kita. Yang perlu kita
lakukan adalah berusaha dan berdoa, gantikan galau negatif dengan galau
positif. Jikalau dalam film 3 Idiot kata-kata “All Is Well” menjadi
penenang seseorang dalam posisi sulitnya maka perasaan Galau Positif
akan jadi penenang kita. Keep Positif thinking cause God Always
Listening Always Understanding.
Subscribe to:
Posts (Atom)