Sunday 12 August 2018

Yafi Wilian Hakim dan Shafana Bil Qisthi

Assalamu'alaikum Wa rahmatullaahi wa baarakaatuh.

Anak-anakku tersayang,
Di surat ini, Bunda akan bercerita tentang kelahiran kalian, serta doa dan harapan ayah dan bunda terhadap kalian. Tentu, kalian punya hak untuk menentukan jalan hidup sendiri. Namun, ayah dan bunda juga bertanggungjawab untuk memberikanmu nasihat dan berusaha agar kamu bisa menjadi manusia yang bermanfaat.
Bunda punya harapan kalian menjadi anak yang kuat, memiliki visi dalam hidup, dan berguna bagi masyarakat dan memiliki andil mengubah dunia ini ke arah yang lebih baik.
Tahukah kalian cinta, waktu terus bergulir, berganti hari, bulan dan tahun. Tapi ada satu hari bersejarah buat kalian dan bunda.  Ya, hari saat kalian dilahirkan ke dunia ini. Perhatikanlah selalu jejak yang telah kalian tinggalkan dalam hidup ini. Adakah goresan putih, hitam dan kelabu terukir di sana?

Yafi Wilian Hakim, Anak bujangku sayang..
Tahukah kamu seperti apa sensasi kebahagiaan yang bunda dapatkan ketika bunda mengetahui kehadiranmu di rahim bunda? Kamu tahu perasaan saat Ibu mengetahui anak bunda laki-laki?
Bunda bahagia! Bagi Bunda, memiliki anak laki-laki adalah doa yang dikabulkan. Bukan, bukan lantas Bunda tak akan berbahagia jika ternyata Bunda mendapatkan anak perempuan. Tapi, barangkali ini obsesi kecil Bunda, yang ingin memiliki anak lelaki sebagai anak pertama yang dalam bayangan bunda, akan melindungi bunda dan adik-adiknya kelak.

Maaf, Nak. Bukannya bunda bermaksud membebani kamu. Memiliki kamu membuat bunda menjadi pribadi yang berbeda. Bunda harus tahu banyak hal yang sebelumnya bunda tidak pernah tau sepanjang hidup. Bunda harus tahu tentang bermain bola, membuat pesawat, bercerita tentang bangunan, alat berat, mobil-mobilan dan hal-hal yang tidak pernah bunda bayangkan sebelumnya. Bunda senang. Senang karena bunda akhirnya mendapatkan pengalaman baru; meski bunda tersendat-sendat. Suatu saat nanti, kamu akan memakai seragam merah putih. Saat itu, mungkin kamu enggan bunda peluk atau gandeng kemanapun lagi. Kamu akan memiliki banyak teman dan aktivitas untuk menghabiskan energimu yang selalu berlebih. Kemudian, kamu akan memakai seragam putih biru, sebuah fase penting bagi anak laki-laki yang mulai mandiri. Bahkan, barangkali, saat inilah kamu pertama kali mengenal “cinta”. Mengenal perasaan istimewa kepada perempuan selain bunda. Saat itu, bunda akan duduk berdua denganmu di teras rumah. Sambil mendengarkanmu bercerita panjang-lebar mengenai sang teman perempuan. Pipimu bersemu merah. Lalu nasehat bunda akan sama dengan bunda lain di dunia, belum sungguh-sungguh menerima dirimu yang beranjak remaja. Belumlah lagi waktu jatuh cinta itu tiba untuk kamu, Nak. Kamu masih terlalu kecil untuk mendefinisikan perasaan itu sebagai cinta. Esok lusa, kamu akan lupa jika memang harus lupa. Kamu mungkin tertawa dan mengiyakan, lalu memeluk bunda, dan mengatakan: Bundalah cinta pertamaku. Bunda masih perempuan paling cantik di dunia. Maka, giliran Bunda yang tersipu malu.

Beberapa purnama berlalu, maka saatnya kamu mengenakan seragam putih abu-abu. Sebuah seragam yang akan mengukir banyak kenangan. Karena saat itu, kamu sudah bisa berpikir lebih matang. Kamu akan mengukir prestasi, bisa jadi bukan akademis, tapi prestasi atas kebaikan-kebaikan yang selalu menyertaimu. Matamu yang bersinar terang akan membawamu memiliki banyak kawan.

Masa-masa ini adalah masa transisimu dari remaja menuju dewasa. Barangkali, kamu akan temukan teman-teman dalam pergaulan yang mengajakmu melakukan hal-hal yang tidak pernah ada dalam kamus kebaikan keluarga kita. Maka, ingatlah wajah Bunda dan Ayah. Ingatlah bahwa masih banyak hal lain yang lebih baik yang bisa kamu lakukan dan hasilkan. Ingatlah masih banyak karya yang bisa kamu ciptakan dan membuat dunia mengenalmu karena karya nyata yang penuh manfaat bagi sesama. Barangkali, di masa ini kamu juga akan menemukan 'dia' kembali. Seorang perempuan dengan kata-kata yang cerdas dan tegas. Kamu mungkin akan sering bersamanya, dalam berbagai kegiatan sekolah. Atau bisa saja kamu hanya mampu melihatnya dari jauh. Maka tidak apa-apa, anakku. Kenalilah teman laki-laki atau perempuan sebanyak-banyaknya. Pilihlah yang banyak membawa kebaikan sebagai teman baikmu. Karena teman-teman terdekatmulah yang akan turut menentukan jalanmu.

Masa kuliah pun tiba. Kamu akan berpamitan pada Bunda dan Ayah untuk meninggalkan rumah. Bunda akan memelukmu erat dan berpura-pura tegar. Padahal saat itu Bunda pasti tidak rela melepas anak laki-lakinya ke dunia nyata. Sendirian, tanpa bunda yang menyiapkan baju, tanpa bunda yang menemanimu makan di meja makan, dan tanpa bunda yang ada di sampingmu ketika kamu demam.
“Yaya akan baik-baik saja, dada...” itu panggilan sayang yang akan selalu jadi pengikat erat hari kita.

Kata-katamu menenangkan bunda. Lalu dunia perkuliahan yang bebas dan terasa penuh tantangan akan mencuri waktumu bersama bunda. SMS atau telepon bunda barangkali hanya kamu balas sesempatnya. Puluhan kegiatan menanti. Puluhan proyek dan tugas menunggu untuk diselesaikan.

Pesanku, Nak, jalanilah sekolahmu tanpa beban, dengan penuh kesenangan. Karena ibu dan ayah tidak memaksamu untuk menjadi orang paling pintar atau cemerlang. Ingatlah, bahwa sekolah itu bukan kewajiban, namun belajar itu adalah kebutuhanmu, untuk bekal dalam menjalani kehidupanmu kelak.

InsyaAllah, bunda percaya kamu akan jadi lelaki yang baik. Yang mampu bersikap dewasa, yang menyayangi orang tua dan menjaga saudara perempuannya dengan penuh kasih sayang. Kamu akan jadi lelaki yang menggenggam masa depan di tanganmu, sekaligus suami dan ayah yang hebat dalam keluargamu kelak. Aamiiin.

Lalu, saatnya pun tiba. Kamu akan datang membawanya. Perempuan anggun dengan mata yang cerdas. Tutur katanya baik dan senyumnya selalu mengembang. Kamu pun merona jika kami goda. Kamu jatuh cinta.Kali ini, bunda akan tahu jika kamu benar-benar jatuh cinta: karena kamu sudah berani membawanya ke hadapan bunda. Barangkali bunda akan cemburu atau merasa terintimidasi. Barangkali bunda akan menangis dalam diam karena merasa takut kehilangan; sekaligus haru karena akhirnya kamu mendapatkan perempuan yang sesuai. Perempuan yang sholeha. Perempuan yang akan menemani perjalananmu, sekaligus perempuan yang akan 'mengambilmu' dari bunda.

Maka, saat pernikahan pun tiba. Kamu terlihat gagah. Kamu memegang erat tangan bunda, memohon ijin dan restu bunda. Lalu bunda mencium keningmu dan mendoakan segala kebaikan untuk kehidupanmu bersama pasanganmu. Kemeriahan pesta berlalu, dan kamu memulai kehidupan dan kesibukan yang baru, membangun keluargamu.

Nak, pegang tangan bunda erat. Kita akan bersama-sama menghadapi hidup sampai saat-saat itu datang. Semoga Allah Yang Maha Kuasa melimpahkanmu kehidupan yang baik. Jadilah manusia yang bermanfaat bagi sesama, karena manfaatmu itulah yang menjadikan kamu istimewa.

Surat ini bukan hanya sekedar pesan, Anakku. Surat ini juga adalah tanda, bahwa ibumu ini sungguh bahagia dan bangga memiliki putra sepertimu. Love Yafi Wilian Hakim .

Shafana Bil Qisthi, anakku perempuanku tercinta
Gadisku yang banyak keistimewaan, anak yang kuat, ceria. Bunda tidak tega membayangkan wajah cantikmu (turunan dari bunda tentunya ^_^) berjibaku bersaing dengan manusia lainnya. Rasanya kasihan sekali, anak bunda harus berjuang seperti itu. Tapi bunda akhirnya sadar anakku, dunia membutuhkanmu, manusia-manusia baru yang akan membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Membawa dunia menjadi tempat yang lebih baik, seperti wanita-wanita hebat yang pernah ada sebelumya. 

Anak perempuanku tersayang…
Saat nanti kamu beranjak remaja, mungkin baru masuk SMP. Kamu mungkin sudah naksir-naksir cowok ganteng dan populer di sekolah. Itu wajar anakku. Kamu bakal jadi incaran cowok-cowok yang juga baru beranjak remaja atau bahkan kakak kelasmu yang mulai mendekat. Saran bunda, tahan dulu keinginanmu untuk dekat dengan mereka. Tahan dulu keinginanmu untuk chatting dengan mereka. Jalan masih amat jauh nak, kamu masih terlalu muda. Kamu bakal bertemu dengan banyak laki-laki lain yang lebih hebat di luar sana, memiliki kepribadian dan pemahaman agama yang lebih baik. Lebih baik kamu fokus untuk mengembangkan bakatmu, berorganisasi, dan mulai fokus untuk mencoba menyelesaikan masalah di sekitarmu.

Asahlah kepekaanmu terhadap masalah sekitar, ajaklah cowok-cowok itu untuk membantumu menyelesaikan masalah itu. Mereka pasti mau membantumu. Minimal ikutlah OSIS, Pramuka, Paskibra, atau PMR. Ikut Pecinta Alam juga boleh. Ikutlah dalam berbagai kegiatan sukarelawan, sesuai bidang minatmu. Kamu akan belajar banyak dari situ.

Jangan tertipu rayuan gombal dan puisi cinta yang dikirimkan kepadamu. Mereka cari itu di internet. Memang sih, penyair kelas teri meminjam, sedangkan penyair kelas kakap mencuri. Cuma, kasih tahu saja ke mereka, kalau lebih baik mereka kirimkan puisi itu ke penerbit daripada ke kamu, mungkin mereka bakalan jadi penyair hebat.

Tapi anakku, tolaklah mereka dengan halus, karena mereka juga punya perasaan kan? Mereka juga anak orang, dan belum tentu mereka brengsek. Bahkan mungkin salah satu dari mereka bakal jadi suami mu kelak. Walaupun kamu menolak, jalinlah hubungan pertemanan dan persahabatan dengan baik, karena ini hanya masalah waktu yang belum saatnya. Tolaklah mereka dan jangan permalukan mereka di depan teman-temanmu, terimalah hadiah-hadiah dari mereka dengan baik, dan simpanlah. Mereka tulus memberikan itu, dan mungkin itu memang cinta.

Bukankah hal yang paling membahagiakan di dunia adalah menjadi orang yang dicintai? Sayangnya, banyak orang yang lupa akan hal ini dan menyia-nyiakan cinta mereka. Dan seringkali, kita terus mencari yang terbaik tiada henti, sampai kita tidak mengacuhkan orang-orang baik yang datang di kehidupan kita.

Bertemanlah, namun sekali lagi bunda pesan, jangan sekali-sekali menjalin ikatan di usia itu, karena itu hanya akan membatasi gerakmu dan potensimu. (Bunda harus meminta maaf kepada beberapa teman laki-laki bunda jaman dulu untuk hal ini ^_^ )

Disaat kamu sudah mulai remaja nanti, sudah baligh. Bunda ingin kamu berhijab, tapi itu sekali lagi menjadi pilihanmu. Bunda cuma mengajarkan apa yang bunda yakini benar.

Tahukah kamu sayang, dulu ketika sebuah ayat turun mewajibkan kita para perempuan mengulurkan jilbabnya, serta merta para sahabiyah dari kaum Anshar merobek kainnya dan segera menutupi indah rambutnya dari para ajnabi….

Tentu saja gerah,  panas pada awalnya. Namun,  tetaplah bertahan. Setiap syari’at terkandung manfaat dan hikmat di dalamnya. Ia akan melindungi halus kulitmu dari sengatan matahari. Melindungimu dari tatapan liar para pria yang lalai menundukkan pandangannya darimu.Tetaplah bertahan sayang… Biarlah keindahan gerai makhkota rambutmu tertutup rapi dalam balutan jilbabmu.
Tahukah kamu, anakku…. Ketika kamu melangkah keluar rumah, syetan akan menghiasimu dari kiri, kanan, atas, bawah, depan dan belakangmu. Melepaskan setiap busur panahnya, mengelabui setiap mata pria untuk berkhayal tentangmu? Yaa Rabb, jagalah selalu anak gadisku ini…

Kamu mungkin akan melakukan kesalahan, berdosa, dan terjatuh. Namun ingat anakku, selama kamu masih hidup, masih terbuka kesempatan untuk memperbaiki diri. Carilah hakikat hidup seperti Nabi Muhammad yang mengasingkan diri di Gua Hira, mencoba mencari jawaban atas makna hidupnya di tengah masyarakat yang rusak.

Berdandanlah sewajarnya anakku, yang paling utama pastinya bersih dan suci untuk solat, ngga perlu yang aneh-aneh. Ingat, kecantikan sejati bukanlah dari mengkilapnya wajahmu, merahnya gincu mu atau warna kukumu. Kecantikan sejati berasal dari jiwamu, pikiranmu, kebaikanmu, dan kontribusimu kepada orang lain. Janganlah iri melihat teman-teman mu berlomba-lomba berdandan dan mengikuti tren fashion di suatu waktu, karena itu semua hanyalah semu.

Dan yang perlu kamu catat, hanya laki laki sejati yang bisa melihat kecantikan sejati itu, karena dia mencintai perbuatan baikmu, pikiranmu, dan jiwamu, bukan fisikmu. Dan pada hakikatnya, dia mencintai dirimu yang sebenarnya, karena ketika kamu mati, tubuh molekmu akan hancur, wajah cantikmu akan membusuk, namun jiwamu dan amalmu tidak akan hilang, menanti pertanggungjawaban di alam keabadian. Laki-laki seperti itulah yang paling pantas untuk kau pilih.

Sekarang kamu mengerti anakku tercinta? Ketika masamu telah cukup dewasa nanti, tutuplah setiap perhiasan itu. Biarkan ia terjaga hanya untuknya yang dihalalkan Allah untukmu, suamimu….

Anakku perempuan tersayang,
Kagumlah pada Khadijah istri Muhammad, yang bersama suaminya meletakkan fondasi kuat dalam agama. Dia yang pertama beriman ketika seluruh dunia mendustakan suaminya. Dia yang menyelimuti suaminya ketika suaminya gemetar menerima wahyu dan tanggung jawb besar untuk umat manusia. Dia yang memberikan kecukupan ketika suaminya kekurangan.

Kagumlah pada Bunda Teresa, yang mengabdikan diri membantu orang miskin. Tanpa pamrih dan tanpa melihat latar belakang, membantu mereka yang membutuhkan uluran tangan.

Kagumlah pada Marie Curie, yang meraih Nobel Fisika dan Kimia, serta bersama suaminya merintis penelitian di bidang radiologi.

Kagumlah pada Malala Yousafzai, ketika umur 11 tahun dia menulis blog kepada BBC menceritakan ngerinya hidup dibawah Taliban. Mereka anak-anak perempuan tidak diperbolehkan sekolah dan ia memperjuangakan hak mereka untuk sekolah. Pada umur 14 kepalanya di tembak Taliban, namun ia bisa bertahan, meneruskan perjuangan, dan pada umur 17 mendapatkan Nobel Perdamaian.

Kagumlah pada Sheryl Sandberg. Di tangannya bisnis Facebook berkembang luar biasa. Dia salah satu wanita paling berpengaruh di jagat technology, dan yang paling penting, adalah seorang istri dan juga seorang ibu.

Memang berat meneladani langkah mereka, karena mereka memang perempuan-perempuan hebat dalam sejarah umat manusia. Kalau memang terlalu sulit untuk menapaki jejak mereka, sebenarnya kamu bisa belajar dan meneladani orang-orang yang paling dekat denganmu.

Namun, yang terpenting yang harus kamu ingat, kesempurnaan itu bukanlah tujuan, tapi setidaknya berusahalah sekuat tenagamu. Berusahalah untuk berbuat baik dan berkembang setiap hari. Karena ketulusanmu dalam menjalani itu semua adalah hal yang paling penting.

Jika Allah menilai kita dari hasil, tentu Nuh adalah orang gagal karena anak dan istrinya mengingkarinya. Demikian pula Luth. Namun, Allah memberikan mereka kemuliaan, karena konsistensi perjuangan mereka, dan keikhlasan mereka dalam berbakti.

Anak gadisku, cahaya mataku….
Jangan pernah lupakan bahwa perjuangan seorang perempuan yang utama adalah di dalam rumahnya… Di tangan kita terletak ke mana bangsa dan umat ini akan melangkah… Tentu, karena yang terdekat kesehariannya denganmu adalah keluarga, anak-anakmu… Do’akan Bunda sehat agar dapat  melihat mereka dan memanggil Bunda, nenek.
Anak gadisku sayang…
Tetaplah kamu bersama abangmu Yafi bergenggaman tangan dalam kebajikan. Saling menjaga, mengingatkan dalam ketakwaan dan kesabaran… Sungguh tidak ada yang diharapkan dari kami para orang tua, selain melihatmu bahagia. Tidak harta, pula yang lainnya. Cukup do’amu untuk kami di setiap akhir shalatmu, kiranya Allah mengampuni setiap dosa kami, bunda dan ayahmu….

Anak gadisku….
Bunda mencintaimu sayang….
Rabb, jagalah anakku, anak gadis dan anak bujangku dalam iman dan cintaMU. Jagalah mereka juga seluruh kaum muslimin dan muslimat sebagai saudaranya hingga selamat dalam perjalanan menuju perjumpaan dan meraih ridhoMU…
Bunda berharap, suatu saat kelak, kalian akan membaca surat ini, meskipun Bunda sudah tidak lagi bersama kalian. Yakinlah, Bunda mencintai bang yaya dan adek qisthi hingga kembali menghadapNYA…
Assalaamu’alaikum Wa rahmatullaahi wa baarakaatuh.